Itu kalimat terakhir yang diucapkan Hen sebelum ia meninggalkan kami.
Ibu menoleh padaku, mencari mata yang sebisa mungkin kucoba agar tak ditemukannya.
Aku diam.
Ibu tetap menunggu.
Hening.
Si bayi pun seolah tengah menanti aku menyelamatkannya dari kungkung sunyi yang mencekam.
Tapi, tapi bagaimana menjelaskan pada Ibu? Siapapun tahu, seorang anak tak mungkin lahir dari benih lelaki infertil seperti Hen. Apa? Bagaimana?
Aku mencari kata yang tepat.
Tapi tak kunjung menemukan. Â
[-]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!