Kepemimpinan Pendukung (Supportive Leadership). Kepemimpinan pendukung adalah tipe pemimpin yang memiliki sifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan. Dia juga memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka status dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan diantara anggota kelompok.
Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership). Kepemimpinan partisipatif adalah tipe pemimpin yang berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-saran dan ide mereka sebelum mengambil keputusan.
Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement Oriented Leadership). Kepemimpinan berorientasi adalah tipe pemimpin yang menetapkan tujuan menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut.
2.1.6 Kinerja
Kinerja (performance) dapat diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja, tetapi kinerja memiliki arti yang lebih luas dari pada hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Menurut Nelarianty (2014:147) Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Menurut Harry Murti Veronika dan Agustini Srimulyani (2014:12) dalam Mathis dan Jackson (2002) kinerja pegawai adalah seberapa banyak para pegawai memberi konstribusi kepada perusahaan atau instansi lain yang meliputi kuantitas output, kualitas output, waktu, kehadiran, dan sikap kooperatif. Kinerja pegawai menunjuk pada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut Rizal Nabawy (2019:172) dalam Moeheriono (2014) performance sebagai hasil kinerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kualitif maupun secara kuantitif, sesuai dengan kewenangan, tugas dan tangung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melangar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Berdasarkan pengertian kinerja oleh beberapa ahli tersebut dapat diartikan bahwa kinerja adalah hasil dari pencapaian atau tingkat keberhasilan pegawai dalam suatu program kegiatan yang berkualitas dan berkuantitas yang tidak melanggar hukum dan moral yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja memiliki banyak dimensi dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Ridwan Nur Pangestu, Dhea Septia Rani, dkk (2022:217-218) dalam Wirawan (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:
Faktor intrinsik, yaitu faktor bawaan sejak lahir dan faktor yang diperoleh saat berkembang seperti bakat, sifat pribadi, kondisi fisik dan psikis, dll. Faktor yang diperoleh antara lain pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan motivasi kerja.