Sejak zaman Nabi SAW, kebencian terhadap Islam memang sudah ada. Namun, kebencian itu disebabkan oleh rasa iri dan dengki terhadap Islam. Kala itu, Islam muncul sebagai agama baru yang membawa tatanan kemaslahatan dunia.
Kini, kebencian pada Islam lebih banyak disebabkan dari akhlak yang ditampilkan segelintir umat Islam. Mereka salah mengintrepretasikan Islam. Karena mereka, Islam menjadi agama yang radikal, intoleran, dan penyebab terjadinya terorisme.
Hal itulah yang menyebabkan Islamofobia, istilah yang muncul setelah peristiwa 9/11 di Amerika Serikat.
Dengan berjalannya waktu, Islamofobia semakin berkembang di negara-negara mayoritas non-muslim, terutama di benua Amerika dan Eropa.
Sejatinya, Islamofobia juga bukanlah sesuatu yang mendapat dukungan masyarakat dunia. Islamofobia sama saja dengan radikalisme, intoleran, dan terorisme.
Oleh karenanya, pada tanggal 15 Maret 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat keputusan lewat Sidang Umum PBB. Keputusan menetapkan tanggal 15 Maret sebagai 'Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia'.
Ya, sejatinya ajaran Islam itu cinta damai, dan penuh dengan kasih sayang. Salah satu akhlak Nabi SAW yang paling terlihat adalah kasih sayangnya kepada umatnya, bilmu'mina roufurrahim.
Oleh karena itu, kita pun harus menunjukkan kasih sayang kita kepada Nabi SAW. Salah satunya dengan meneladani kehidupannya yang penuh kasih sayang dan cinta, dan toleransi antar sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H