Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kisah Heraklius dan Abu Sufyan

10 April 2022   17:58 Diperbarui: 10 April 2022   18:05 2930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heraklius mengkhawatirkan kerajaan Romawi. Pada masa itu pun aku juga khawatir bahwa Muhammad akan berjaya, sampai akhirnya (perasaan itu hilang setelah) Allah memasukkan aku ke dalam Islam. Dan adalah Ibnu An Nazhur, seorang Pembesar Iliya' dan Heraklius adalah seorang uskup agama Nashrani, dia menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Heraklius mengunjungi Iliya' dia sangat gelisah, berkata sebagian komandan perangnya: Sungguh kami mengingkari keadaanmu.

Selanjutnya kata Ibnu Nazhhur, Heraklius adalah seorang ahli nujum yang selalu memperhatikan perjalanan bintang-bintang. Dia pernah menjawab pertanyaan para pendeta yang bertanya kepadanya, "Pada suatu malam ketika aku mengamati perjalanan bintang-bintang, aku melihat raja Khitan telah lahir. Siapakah di antara umat ini yang di khitan?"

Jawab para pendeta, "Yang berkhitan hanyalah orang-orang Yahudi, janganlah engkau risau karena orang-orang Yahudi itu. Perintahkan saja ke seluruh negeri dalam kerajaan engkau, supaya orang-orang Yahudi di negeri tersebut dibunuh."

Ketika itu dihadapkan kepada Heraklius seorang utusan raja Bani Ghasssan untuk menceritakan perihal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, setelah orang itu selesai bercerita, lalu Heraklius memerintahkan agar dia diperiksa, apakah dia berkhitan ataukah tidak. Seusai diperiksa, ternyata memang dia berkhitan. Lalu diberitahukan orang kepada Heraklius.

Heraklius bertanya kepada orang tersebut tentang orang-orang Arab yang lainnya, dikhitankah mereka ataukah tidak? Dia menjawab; Orang Arab itu dikhitan semuanya. Heraklius berkata, "inilah raja umat, sesungguhnya dia telah terlahir."

Kemudian Heraklius berkirim surat kepada seorang sahabatnya di Roma yang ilmunya setara dengan Heraklius (untuk menceritakan perihal kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam). Sementara itu, ia meneruskan perjalanannya ke negeri Himsha, tetapi sebelum tiba di Himsha, balasan surat dari sahabatnya itu telah tiba terlebih dahulu. Sahabatnya itu menyetujui pendapat Heraklius bahwa Muhammad telah lahir dan bahwa beliau memang seorang Nabi.

Heraklius lalu mengundang para pembesar Roma supaya datang ke tempatnya di Himsha, setelah semuanya hadir dalam majelisnya, Heraklius memerintahkan supaya mengunci semua pintu.

Kemudian dia berkata, "Wahai bangsa Romawi, maukah engkau semua beroleh kemenangan dan kemajuan yang gilang-gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita? Kalau mau, akuilah Muhammad sebagai Nabi!"

Mendengar ucapan itu, mereka lari bagaikan keledai liar, padahal semua pintu telah terkunci. Melihat keadaan yang demikian, Heraklius jadi putus harapan yang mereka akan beriman (percaya kepada kenabian Muhammad). Lalu diperintahkannya semuanya untuk kembali ke tempatnya masing-masing seraya berkata, "Sesungguhnya aku mengucapkan perkataanku tadi hanyalah sekedar menguji keteguhan hati engkau semua. Kini aku telah melihat keteguhan itu."

Lalu mereka sujud di hadapan Heraklius dan mereka senang kepadanya. Demikianlah akhir kisah Heraklius. Telah diriwayatkan oleh Shalih bin Kaisan dan Yunus dan Ma'mar dari Az Zuhri. (HR. al-Bukhari: 6)

Hadits ini berbicara tentang sejarah. Sejarah penguasa Rum atau Romawi. Romawi yang pada mulanya berjaya adalah Romawi Barat dengan ibukotanya Roma. Kerajaan ini yang berkuasa di masa kelahiran Nabi Isa AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun