Phylum: Annelida
Class: Clitellata
Ordo: Arhynchobdellida
Family: Hirudinidae
Genus: Hirudo
Spesies: Hirudo medicinalis
Author: Linnaeus, 1758.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara secara langsung, bahwa walaupun lintah sudah dijadikan sebagai hewan pengobatan namun tidak sembarang lintah dapat dipakai sebagai terapi, hirudoterapi hanya beberapa jenis lintah yang bermanfaat bagi pengobatan. Hirudo medicinalis merupakan spesies lintah yang digunakan untuk terapi di Rumah Griya Sehat Alfatah dimana lintah ini dibudidayakan, oleh kalangan tertentu, karena jenis lintah ini tidak sembarangan. Cara membudidayaknya dengan cara dikawinkan untuk menghasilkan telur, telur tersebut dikembangbiakan dari mulai kecil hingga dewasa. Proses budidaya ini memerlukan perhatian khusus terhadap kualitas air, suhu, dan makanan lintah
Berdasarkan hasil observasi, mekanisme kerja lintah dalam pengobatan gangguan sirkulasi darah di mulai ketika lintah menempel pada kulit dan menggigit pada area yang bermasalah. Gigitan lintah hampir tidak terasa sakit, karna air liurnya menggandung zat analgesit yang berfungsi mengurangi nyeri. Saat menggigit, lintah mengeluarkan enzim hirudin, sebuah zat anti koagulan yang mencegah darah membeku. Hirudin ini bekerja dengan menghambat aktifitas trombin, yaitu enzim yang berperan dalam proses pembekuan darah masih mengalir dengan lancar. Selain itu lintah juga mengeluarkan zat anti septik yang mencegah infeksi pada area gigitan serta zat fasolidator yang membantu melebarkan pembuluh darah, sehingga memperbaiki di area yang tersumbat atau terganggu. Hal ini menunjukan efektivitasnya pengobatan gangguan sirkulasi darah dengan menggunakan terapi lintah medis (Hirudo meicinalis).Rumah Griya Sehat Alfatah menggunakan metode huwei untuk terapi lintah, dimana metode ini merupakan pendekatan pengobatan yang memanfaatkan khasiat lintah untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengatasi berbagai masalah kesehatan. Metode ini biasanya dilakukan dengan menggunakan lintah yang dipilih secara khusus untuk tujuan medis, di mana lintah diletakkan pada titik-titik tertentu di tubuh pasien. Salah satu aspek penting dari terapi ini adalah pemilihan lintah yang dilakukan hanya sekali pakai untuk memastikan kebersihan dan mencegah potensi penularan penyakit. Pada terapi Huwei, lintah yang digunakan tidak hanya berfungsi untuk menghisap darah, tetapi juga mengeluarkan zat-zat terapeutik yang dapat merangsang regenerasi jaringan serta meningkatkan aliran darah. Penggunaan lintah sekali pakai dalam metode Huwei memiliki tujuan utama untuk menjaga aspek keamanan dan higienitas. Setelah digunakan, lintah langsung dibuang untuk mencegah kontaminasi atau infeksi, sehingga memastikan bahwa terapi ini tetap aman bagi pasien. Dalam beberapa kasus, setelah terapi lintah, pasien mungkin akan merasakan efek positif seperti rasa lega pada area yang dirawat atau perbaikan pada kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan berbagai informasi, baik mengenai instansi kesehatan maupun mengenai metode pengobatan terapi lintah. O Hasil observasi mengenai informasi instansi kesehatan, Rumah Griya Sehat Alfatah memiliki SOP tersendiri dalam pengelolaan tempat terapi, managemen, marketing internal maupun eksternal, serta keutamaan dalam standar alat terapi dan logistik yang dipakai. Hal ini menunjukkan bahwa SOP Rumah Griya Sehat Alfatah cukup baik, memiliki peralatan yang steril dan logistik yang akan digunakan sangat diperhatikan, terutama dalam pemilihan hewan lintah untuk digunakan terapi, karena pasien yang datang untuk terapi bukan hanya sekadar untuk preventif kesehatan, tetapi juga pasien yang sakit, dan kemungkinan dapat menularkan penyakit.
Hasil observasi mengenai informasi metode pengobatan terapi lintah yang dipakai oleh Rumah Griya Sehat Alfatah dengan langkah-langkah terapi sebagai berikut: