Salah satu pengobatan tradisional yang ada saat ini yaitu pengobatan tradisional dengan menggunakan media lintah sebagai penyembuh penyakitnya. Sejak dahulu hingga kini, pemanfaatan lintah medis (Hirudo medicinalis)Â sebagai pengobatan, atau saat ini dikenal dengan terapi lintah, menjadi perhatian masyarakat dalam memilih teknik pengobatan. Terapi lintah sudah mulai banyak diaplikasikan di Indonesia saat ini. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang mengandalkan terapi lintah secara rutin sebagai tindakkan preventif atau merawat kesehatan.
Telah dibuktikan bahwa terapi pengobatan lintah menyembuhkan penyakit dan terbukti aman, kelenjar air liur lintah memiliki banyak kegunaan terutama yang berhubungan dengan sirkulasi darah, air liur lintah bekerja padaa saat lintah menyedot darah melalui pembulu darah dan akan berfokus pada penyakit yang akan diterapi. Terapi lintah jarang pernah menyebabkan komplikasi yang serius pada pasien yang menggunakan pengobatan terapi lintah efek yang ditimbulkan setelah terapi seperti rasa sakit dan gatal jangka pendek hanyalah efek samping yang biasa, rasa sakit hanya berawal dari saat lintah menggigit berlangsung satu sampai lima menit saja, setelah itu lintah akan mengeluarkan air liurnya dan rasa sakit pun berangsur menghilang, Rasa gatal yang ditimbulkan di tempat gigitan setelah beberapa hari bukan suatu alergi namun efek yang umumnya ditimbulkan (Rismiati 2012).
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ilmiah kali ini, riset ini dilakukan pada tanggal 9 Desember 2024 di Jalan Cendana Raya No. 10 Perum, Bumi Arumsari Kecamatan, Cirebon Girang, Kec. Talun, Kabupaten Cirebon, menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun hewan yang dipilih sebagai bahan riset adalah Lintah Medis (Hirudo medicinalis) yang bermanfaat untuk mengatasi masalah sirkulasi darah yang buruk, seperti pada kondisi pembekuan darah, stroke, dan varises. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana efektivitas lintah medis dalam pengobatan gangguan sirkulasi darah, dan bagaimana mekanisme kerja lintah medis dalam memperbaiki sirkulasi darah pada pasien dengan gangguan sirkulasi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi literatur, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempercayai terapi lintah sebagai pengobatan alternatif dalam menyembuhkan masalah kesehatan. Namun tidak semua jenis lintah dapat digunakan sebagai terapi, jenis lintah yang dapat diaplikasikan sebagai pengobatan terapi, yakni yang telah teridentifikasi kurang lebih sekitar 600 jenis lintah, namun yang dapat digunakan hanya sekitar 15 jenis sebagai pengobatan. Lintah di sini merupakan "lintah medis" yang sejak berabad-abad telah diplikasikan oleh para terapis, terutama di negara wilayah Eropa dan Amerika. Dahulu, diperkirakan hanya ada satu jenis lintah medis yang memiliki warna berbeda, yakni H. medicinalis dan H. officinalis. Namun, berdasarkan penelitian ilmiah, dari perbedaan pola permukaan tubuh lintah, terbukti menandakan adanya dua jenis lintah medis yang berbeda, yakni H. medicinalis dan H. verbana, yang dapat diuji dengan analisis DNA. Kedua jenis lintah selama ini tidak pernah dibedakan, karena keduanya digunakan secara bersamaan dan tidak ada perbedaan pada aktivitas dan komposisi air liurnya (Soraya, S. et. Al. 2021).
Saat ini lintah masih digunakan para dokter untuk mengembalikan sirkulasi darah ke jaringan yang dicangkok dan juga jari yang disambungkan, lintah dapat menghapus darah padat untuk memungkinkan sirkulasi normal untuk kembali ke jaringan sehingga mencegah matinya jaringan tubuh (Rismiati 2012, 19-20). Â Metode terapi lintah telah disetujui banyak negara terbukti efisien mengobati berbagai macam penyakit dan di beberapa negara terutama di Eropa dan Amerika terapi lintah sudah diakui negaranya oleh lembaga US Food and Drug Administration (FDA) Lembaga ini telah mengkelompokan lintah sebagai salah satu alat medis dan menyetujui lintah digunakan pada operasi kecil, di Jerman lebih dari 70.000 pengobatan dalam beberapa tahun terakhir telah menggunakan lintah dalam pengobatan, lintah diakui memeiliki peran besar dalam dunia kedokteran karena sudah banyak membantu dokter yang paling utama dalam pembedahan (Rismiati 2012, 103).
Telah dibuktikan bahwa terapi pengobatan lintah menyembuhkan penyakit dan terbukti aman, kelenjar air liur lintah memiliki banyak kegunaan terutama yang berhubungan dengan sirkulasi darah, air liur lintah bekerja padaa saat lintah menyedot darah melalui pembulu darah dan akan berfokus pada penyakit yang akan diterapi. Terapi lintah jarang pernah menyebabkan komplikasi yang serius pada pasien yang menggunakan pengobatan terapi lintah efek yang ditimbulkan setelah terapi seperti rasa sakit dan gatal jangka pendek hanyalah efek samping yang biasa, rasa sakit hanya berawal dari saat lintah menggigit berlangsung satu sampai lima menit saja, setelah itu lintah akan mengeluarkan air liurnya dan rasa sakit pun berangsur menghilang, Rasa gatal yang ditimbulkan di tempat gigitan setelah beberapa hari bukan suatu alergi namun efek yang umumnya ditimbulkan (Rismiati 2012, 104).Hal ini dikarenakan lintah mengandung banyak zat yang penuh manfaat bagi tubuh manusia. Sebagaimana penjelasan Hayes (2004), bahwa para ilmuan terus meneliti keunikan lintah, terutama pada air liurnya. Air liur lintah mampu mencegah atau menghentikan pembekuan darah diyakini bisa memberikan manfaat lebih bagi manusia suatu saat nanti. Pendapat Hayes (2004) diperjelas dengan pernyataan Taqiyyah & Anggraini (2017) bahwa saat lintah diaplikasi pada kulit, lintah akan menggigit dan mengeluarkan saliva yang menginduksi anestesi lokal dan vasodilatasi sehingga lintah mulai menghisap darah. Beberapa substansi akan dilepaskan untuk mencegah proses pembekuan darah yaitu hirudin yang merupakan inhibitor trombin alami dengan efek paling kuat.
Klasifikasi Lintah medis (Hirudo medicinalis)
Kingdom: Animalia