Jaeger, dan Hansen (2012) menyebut, jika media sosial menawarkan sarana dan peluang kepada pemerintah dan lembaga untuk meningkatkan partisipasi demokrasi dengan mendorong masyarakat untuk bersuara dalam membuat kebijakan, bekerja sama dengan publik untuk meningkatkan layanan, mengumpulkan ide dan meningkatkan transparasi .
Pentingnya memanfaatkan media sosial juga diamini oleh Song & Lee, 2016, menurut hasil penelitian keduanya masyarakat telah mengikuti atau memilih untuk menjadi penggemar lembaga atau pejabat pemerintah di  media sosial atau membaca blog dari lembaga atau pejabat pemerintah menganggap pemerintah menjadi lebih transparan dan lebih mempercayainya.
Melihat besarnya peran media sosial bagi lembaga, baik lembaga pemerintahan atau perusahaan, Alaimo menyarankan agar setiap lembaga memperkerjakan team khusus untuk mengelola media sosial. Team yang dimaksud Alaimo adalah mereka yang dilatih agar kompeten sehingga mereka merencanakan, memproduksi hingga menunggah konten-konten tersebut.
Selain itu lanjut Alaimo, media sosial menuntut pengelolaan yang konstan dan memerlukan alokasi anggaran serta sumber daya yang memadai untuk menjaga agar platform ini aktif serta menangani krisis yang mungkin terjadi, termasuk menghadapi umpan balik negative dari masyarakat.
Membangun Pengikut Media Sosial
Menurut Alaimo cara membangun pengikut atau followers di media sosial adalah dengan mempromosikan akun media sosial pada media-media resmi pemerintahan lainnya yang sudah lebih dahulu dikenal publik. Tujuannya agar akun media social tersebut mulai dikenal public. Selanjutnya adalah dengan mengunggah informasi paling penting dan sangat diperlukan public. Dengan mengunggakan informasi paling penting dan relevan maka public atau followers akan tetap mengituki setiap unggahan di media social tersebut.
Langkah ketiga adalah dengan mengikti akun-akun dengan jumlah followers  besar lainnya, seperti akun pemerintahan, akun para pesohor dan pemengaruh. Dengan mengikuti akun-akun tersebut biasanya followers mereka akan mengikuti akun kita. Langkah lain adalah selalu terlibat dalam isu-isu penting yang tengah diperbincangkan di media sosial. Menurut Alaimo cara tersebut efektif untuk menarik perhatian publik atau warganet. Langkah terakhir adalah dengan aktif menggunakan tagar atau kata kunci sehingga followers atau warganet mudah menemukan topik dalam unggahan di media sosial kita.
Membuat Konten
Menurut Alaimo, 2016, media sosial sudah menjadi alat yang sangat efektif untuk mengkomunikasikan berbagai kebijakan dan informasi apapun yang dibuat pemerintah/lembaga. Lewat unggahan di media social, informasi tersebut kemudian dikutip para jurnalis untuk kemudian diolah lagi menjadi berita. Lewat unggahan di media social juga, pemerintah bisa langsung menyampaikan informasi secara langsung kepada masyarakat tanpa harus menggunakan media lain salah satunya jurnalis.
Media sosial juga digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan transfarasi informasi tanpa harus melewati "filter" media massa, sehingga pemerintah bisa langsung menyampaikan informasi sesuai kebijakan yang mereka buat dan sesuai dengan "angle" yang mereka susun.
Melihat pentingnya peran media sosial sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan masyarakat, maka praktisi Humas/PR harus membuat konten-konten yang baik yang bisa menjembatani ke dua belah pihak tersebut. Â Konten yang menarik menurut Alaimo adalah konten yang berisi informasi paling penting yang dibutuhkan masyarakat. Maka dari itu humas atau pembuat konten harus tetap berinteraksi dengan pengikut untuk mengetahui informasi apa yang paling mereka perlukan. Selain itu, humas/pembuat konten juga harus melibatkan pengikut dalam setiap informasi yang dibagikan, agar terjalin hubungan yang erat antara masyarakat/pengikut dengan pemerintah/pembuat akun atau creator.