Jokowi dan Bashar al-Assad Buruk Muka Cermin Dibelah
Adalah Bashar al-Assad yang terpilih sebagai "Person of the Year 2024" versi OCCRC . Bukan tanpa alasan jika panel juri yang terdiri dari masyarakat sipil, akademisi, dan jurnalis, memilih Mantan Presiden Suriah itu sebagai pemenang "Person of the Year 2024".
Bashar al-Assad dikenal sebagai pemimpim negara paling buruk karena kerap menindas masyarakat yang tidak mendukung dirinya. Â Rezim Assad juga terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia, penyiksaan, penggunaan bahan kimia, hingga penyiksaan massal, penahanan massal hingga penargetan warga sipil.
Walaupun tidak terpilih sebagai pemenang, namun berita Jokowi dinominasikan sebagai tokoh dunia terkorup versi OCCRP tetap menimbulkan riak. Sejak berita itu pertamakali dilemparkan cnnindonesia.com, seketika pada hari itu juga muncul berita serupa di berbagai media massa, termasuk di media sosial. Kegaduhanpun seketika terjadi.
Namun saat bola panas telah bergulir, mendadak unggahan berita pertama yang dimuat di cnnindonesia.com dan akun instagram @cnnindonesia mendadak raib. Kuat dugaan, unggahan itu di take down atau ditarik sendiri oleh redaksi CNN Indonesia. Warganet yang langsung sadar dengan keanehan itu, langsung menggeruduk akun instagram @cnnindonesia.com. Pada kolom percakapan di akun tersebut, warganet berbondong-bondong menanyakan perihal raibnya unggahan berita tersebut.
Seperti yang ditulis pemilik akun @evan_sapa dan @marito_17, keduanya menanyakan postingan berita tentang kasus korupsi Jokowi yang mendadak raib. Lain Evan dan Marito, lain lagi Indra, pada salah satu unggahan terbaru di akun instagram @cnnindonesia, pemilik akun instagram @IndraYana07 mengatakan, dengan diturunkannya berita dan unggahan tentang berita Jokowi versus OCCRP menunjukan pihak redaksi CNN Indonesia tidak propesionalnya. "Kalau bukan karena beritanya salah, Â pasti ada pihak yang memaksa CNN untuk menghapus berita itu" Cuit Indra.
Media Sosial, Gampang-Gampang Susah
Mengelola media sosial memang gampang-gampang susah, salah posting fatal akibatnya, tetapi jika dikelola dengan baik, media sosial terbukti menjadi alat efektif untuk menyebarkan informasi. Lewat karya ilmiahnya yang berjudul "Harnessing Social Media Effectively On Behalf Of Goverments" jurnalis dan akademisi Amerika Serikat, Kara Alaimo menulis, selain sebagai media untuk menyebarkan informasi, media sosial juga dapat memperat komunikasi antara pemerintah atau lemabaga dengan warga atau pengikut.
Menurut Alaimo, di era digitial seperti saat ini, penggunaan media sosial utuk berinteraksi dengan publik mutlak diperlukan, baik oleh pemerintah termasuk oleh perusahaan. Alaimo mencatat media sosial harus dikelola secara propesional oleh tim yang kompeten. Selain itu humas atau PR pada lembaga pemerintahan atau perusahaan, harus bisa berkolaborasi untuk mengelola media sosial yang dimiliki.
Humas dan PR pada lembaga pemerintahan semakin aktif memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakarat. Komunikasi yang dibentuk bukan hanya berinteraksi dengan masyarakat atau publik, tetapi juga menyampaikan berbagai informasi dan kebijakan yang mereka buat. Â Media sosial dijadikan sarana oleh para humas/PR untuk membangun hubungan yang intens dengan publik. Selain itu media sosial juga digunakan oleh para humas pemerintahan untuk meningkatkan reputasi lembaga mereka.
Dalam artikelnya Alaimo juga menyarankan agar Humas/PR harus memiliki team khusus untuk mengelola media sosial. Team tersebut harus mampu memproduksi berbagai konten yang sesuai visi, misi dari lembaga atau perusahaan. Pengelola media sosial harus mampu menampilkan karakter lembaga agar dipahami oleh masyarakat atau pengikut. Alaimo menegaskan, setiap konten yang diunggah harus menampilkan wajah lembaga, program-program lembaga serta cara lembaga menanggapi berbagai masalah.