MEDALI HARAM DI POCARI SWEAT RUNÂ
Hari H akhirnya tiba, Minggu, 21 Juli 2024, Suny dan Nat melenggang tenang memasuki area loba di Gedung Sate Bandung. Sekilas tidak ada bedanya BIB palsu yang dipakai mereka dengan BIB asli milik 16 ribuan pelari lainnya. Diringi doa Arman tempo hari ; "Tenang saja, kita kan cuma lari hore-hore saja" sepasang ibu anak itu kemudian berlari 21K dengan nyaman.Â
Keduanya diketahui berhasil finish strong hingga melenggang riang di atas karpet biru terang. Medali penamat lalu mereka dapatkan. Medali haram yang bukan hak mereka. Medali haram yang diduga juga dimiliki 30 pelari lain. Pelari pemakai BIB palsu yang juga diduga buah karya Arman.Â
HILANG KUASA ARMANÂ
Baru 3 hari medali Pocari Sweat Run bertuliskan 21 Km targantung di rumah Suny. Medali yang ia dapatkan berkat BIB palsu dan kuasa doa Arman. Namun hanya 3 hari saja kuasa doa Arman itu bekerja.
Rabu, 24 Juli 2024 doa itu benar-benar hilang kuasa. Setelah sebelumnya aksi dirinya dan 4 kawannya, Lina, Dodi, Susi dan Sinta terbongkar akibat kedapatan memakai BIB palsu, menyusul giliran Suny dan Nat yang habiS dikuliti kaum pelari.
Suny mengaku menerima semua kekesalan dan kemarahan pelari "Saya sadar saya salah dan siap meminta maaf" Ucapnya. Tindakan Suny terlibat dalam pusaran BIB palsu tentunya disayangkan teman-temannya sesama pelari Bandung.
Bagaimana tidak, Suny selama ini dikenal pelari senior yang sudah wara-wiri diberbagai acara lari, dalam dan luar negeri. Ia juga memiliki klub lari sendiri bernama Holspec Running Club.Â
Yang lebih disayangkan, pelari yang mengaku sudah memilik BIB May Bank Bali Marathon dan Borobudur Marathon itu harus melibatkan Nat, anaknya sendiri.Â
"Suny kan pelari lama, dia juga sudah marathon di dalam dan luar negeri, masa tidak tahu soal larangan memakai BIB palsu" Ungkap Bunga, pelari ultra asal Bandung.Â
Nasi sudah menjadi bubur, karpet biru muda di depan Gedung Sate juga sudah dibawa pulang panitia Pocari Sweat Run. Suny kini hanya bisa menyesali semuanya.Â