Organisasi tidak akan secara otomatis memiliki budaya yang mampu mengadaptasi dengan perubahan lingkungannya. Miller (2013) mengidentifikasi sepuluh cara untuk membangun budaya adaptif suatu organisasi: a) Menciptakan suatu perasaan krisis (perasaan krisis) dan kebutuhan akan perubahan dan arahan baru, b) Berkomunikasi secara konsisten dan luas, c) Menunjukkan kecenderungan untuk menerima perubahan dan ide-ide baru dari luar, d) Menegaskan pentingnya inovasi, dan e) Membangun dan mempertahankan kredibilitas pihak-pihak yang memiliki kepekaan terhadap perubahan, f) Menempatkan perhatian yang seimbang pada keberhasilan konsumen, karyawan, dan pemilik; g) Meningkatkan kemampuan untuk melakukan perubahan di semua tingkatan melalui kepemimpinan atau kemampuan untuk mengkomunikasikannya, h) Mendistribusikan pembuatan keputusan ke mana pun yang mungkin, i) Mempromosikan dengan hati-hati dan mendemosi jika diperlukan, dan j) Bekerja sebagai pemimpin yang baik. Â
PENUTUP
Pemimpin organisasi mewakili berbagai keberagaman tugas dan peran di dalam suatu organisasi, seperti mengawasi proses kerja dan pelayanan. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru dan kemampuan untuk mengajar bawahannya bagaimana menangani situasi yang kompleks adalah dua hal penting yang harus diperhatikan oleh pemimpin perubahan.
Untuk menjadi adaptif, kita perlu menjadi kreatif, inovatif, dan proaktif. Apa artinya pemimpin yang adaptif? Adaptif berarti cerdas menyesuaikan diri dengan perubahan, dan kepemimpinan adaptif adalah contoh kepemimpinan yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan perubahan. Seperti saat ini, kemajuan organisasi dihadapkan pada kebutuhan generasi milenial.
Pemimpin yang merupakan pendorong motivasi dan inspirasi harus melakukan banyak hal untuk membuat budaya organisasi dan etika kerja yang baik. Hal tersebut berperan penting dalam menjalankan prinsip pelayanan publik sebagi bentuk dukungan atas gaya kepemimpinan yang fleksibel dan efisien. Tentunya dengan membentuk budaya yang baik di sebuah organisasi terutama pada anggota yang memiliki latar belakang yang berbeda untuk bersatu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai target yang telah ditentukan. Kepemimpinan yang responsif dan efektif memudahkan generasi di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan situasi baru.
Perubahan memiliki waktu dan informasi yang terbatas, oleh karena itu para pemimpin tidak boleh ragu dan tidak berani bertindak. Mereka harus bergerak cepat untuk membuat keputusan dan menyusun rencana tindakan dengan sebanyak mungkin informasi untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan dari proses perubahan. Jika mereka tidak dapat memanfaatkan waktu yang terbatas ini, para pemimpin harus mengambil tindakan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H