Mencegah Hipertensi
Antioksidan pada kopi dapat menurunkan 25% risiko penyakit kanker
Memperlancar Sistem Pencernaan
Meningkatkan Kinerja Otot
Mengatasi Penyakit Stroke
Jahe merah (Zingiber Officinale Var Rubrum Rhizoma) adalah salah satu sumber daya alam rempah-rempahan Indonesia yang berperan sebagai pengawet makanan, penambah cita rasa makanan dan merupakan tanaman obat yang biasanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan sebagai anti toksoplasma. Jahe merah juga digunakan sebagai obat tradisional sesuai dengan aktivitasi farmakologis dan kandungan kimianya. Banyak penelitian yang telah melakukan riset menyatakan bahwa jahe merah dapat menghambat antihiperurisemia, antihipertensi, antikanker, antiinflamasi dan lainnya. Jahe merah tentu saja memiliki khasiat yang lebih unggul dibandingkan jahe putih. Jahe merah sendiri dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan sub-tropis dengan ketinggian 200-600 mdpl diatas permukaan dataran dan dapat berkembang pada kondisi tanah yang subur dan gembur. Saat ini provinsi penghasil jahe merah terbanyak di Indonesia adalah provinsi Jawa Barat dengan hasil panen jahe merah sebesar 54.741.570 kg per tahun.
Jahe merah mengandung zat gizi, diantaranya energi (79 kkal/100 g), karbohidrat (17,86 g/100 g), serat (3,60 g/100 g), protein (3,57 g/100 g), sodium (14 mg/100 g), zat besi (1,15 g/100 g), potasium (33 mg/100 g), vitamin C (7,7 mg/100 g), magnesium, Vitamin B6, Vitamin A, Fosfor dan Seng. Selain itu, jahe juga mengandung senyawa-senyawa fitokimia, diantaranya alkaloid, flavonoid, fenolik, triterpernoid, dan saponin.
METODE PENELITIAN
Metode Analisis
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimen dan deskriptif untuk mengetahui kualitas kopi biji salak, mengetahui pengaruh penambahan bubuk jahe merah terhadap kopi biji salak yang telah dihasilkan.
Alat dan Bahan yang digunakan