Lelaki itu mengangkat bahu. "Baiklah, minggu depan anda sudah boleh masuk kerja. Soal gaji, saya hanya bisa menjanjikan sesuai UMR di sini, bagaimana?"
"Tidak masalah, Pak." Atha merespons antusias.
Lelaki itu tersenyum puas. Ia mengambil beberapa tangkai kembang dari lemari, kemudian menaruhnya di vas meja kerja. Kehadiran kembang itu mencuri perhatian Atha.
"Suka?" tanya lelaki paruh baya tersebut.
"Aromanya unik."
"Ya, 'kan? Di Jepang, bunga ini disebut higanbana."
Atha menajamkan penglihatannya. "Bentuknya seperti laba-laba."
Lelaki di hadapannya tergelak. "Benar sekali. Karena itu, nama lainnya adalah red spider lily."
Untuk sesaat, memori Atha mengalami kilas balik ke waktu di mana terakhir kali dirinya bertemu dengan Ilona. Permintaan terakhir gadis itu sudah lunas. Semua orang harus tahu kenyataan di balik misteri kematiannya. Hanya itu yang bisa dilakukan Atha untuk Ilona sebagai saudara kandung seibu satu-satunya. Setelah insiden di malam seluruh rahasia terungkap, Mama terus mencerocos tentang Ilona sampai pada tahap tidak wajar. Papa pun memutuskan untuk memindahkan Mama ke Yogyakarta, didampingi Atha.
"Anda boleh meninggalkan ruangan ini, jika masih ada aktivitas lain." Lelaki tersebut mempersilakan secara halus. "Astaga, saya malah belum memperkenalkan diri, ya?"
Atha menyambut uluran tangan lelaki itu.