“Oke baiklah, besok senin kita bicarakan lagi” Anna meminta.
“Terima kasih Anna, aku sangat menghargaimu. Byee” Johan menutup sambungan.
Melihat Johan sudah selesai berbicara, si Kanebo kering julukan junior di kos Johan yang badannya nampak seperti tulang berbungkus kaos kedodoran mendekati Johan yang masih dikerubut pengawalnya lalu bertanya.
“Bang, ada apa ini bang. Abang baik-baik saja kan” Johan hanya menjawab dengan anggukan, namun jadi meringis.
Sakit di ulu hati dan sekitar dada Johan yang terkena pukulan dan tendangan terasa menusuk.
“Bo, kamu keluar cari makan,camilan, sama minuman. Anak anak mau menemani kita sampai situasi aman” si Kanebo kering sudah faham keadaan karena tadi sempat diberitahu mahasiswa yang mengantarkan.
“Minumnya es atau hangat bang. Banyak amat duitnya” mata kanebo kering terbelalak melihat jumlah uang yang disodorkan oleh Johan.
“yang hangatnya tahan sampai pagi” ujar Johan.
Kanebo kering membuka senyum lebar di mulutnya. Matanya melotot.
“Pesta ini bang?” tanya kanebo kering.
“Pesta gundulmu. Orang habis dianiaya kok pesta” mulut kanebo kering langsung mingkem. Beberapa mahasiswa mempermainkan Si Kanebo saat berjalan melewati mereka. Mendorong kepalanya kesana kemari dengan ujung jari tangan hingga kepalanya terayun kekiti kanan seperti boneka mainan. Di angkatan mereka si Kanebo kering memang sering dijadikan bahan lucu-lucuan, karena anaknya memang suka berlaku konyol dan tidak pernah merasa sakit hati meski kadang diperlakukan berlebihan.