“Kamu yang bernama Johan ya?” hardik laki-laki satunya.
“Eh abang siapa?” Johan balik bertanya.
“Bug” sebuah bogem mentah mendarat di ulu hati johan yang tidak menduga akan mendapat perlakuan kasar.
“Pakai nanya lagi” maki laki-laki yang memukul Johan
“Tahan bang, persoalan apa ini bang” keluh Johan. Namun kedua lelaki itu tak mempedulikan.
Johan tertunduk menahan ulu hati yang sakit, namun matanya sempat menagkap kilasan tangan laki-laki yang hendak memukul bagian atas kepalanya. Sontak johan melindungi bagian belakang kepala dengan tangannya.
“Bang stop bang, ampun bang” teriak Johan. Empat laki-laki kekar tak mempedulikan terikan Johan.
Meskipun sudah ditahan menggunakan tangan, namun karena Johan tidak siap dan kuatnya pukulan Johan terjatuh berguling ke depan.
Sebuah sepeda motor lain yang dikendarai berboncengan kembali mendekat. Pembonceng melompat dari jok sebelum motor sungguh berhenti dan menendang Johan sampai bergulingan.
“Jangan suka mengganggu dan merebut calon istri orang kamu manusia miskin rendahan” teriak yang menendang.
“Bang-tahan bang, mari jelaskan” teriak johan sambil bergulingan bagai bola dipakai bahan tendangan.