“Ya ampun Jo, tak ada yang aku tutupi tentang pacarku maupun tentangmu di hadapan dia. Dia itu pria dewasa Jo. Belum pernah aku mengenal orang, teman atau koneksi dari pacarku yang tidak wajar” Anna mulai serius berbicara.
Rombongan perjalanan Johan sudah sampai di kos, mereka sepakat akan menemani Johan sampai situasi dirasa aman.
“Kamu sedang berbicara soal apa ini sebenarnya Jo. Kok ramai banget kamu sedang di mana?” tanya Anna.
“Ya sudah kalau begitu, aku percaya padamu” Jawab Johan.
“Jo, tunggu Jo, ini soal apa?” Anna mengeluarkan sikap tegasnya. Johan tak jadi menutup sambungan.
"Barusan aku mendapat ancaman agar tidak merebut calon istri orang Ann. Hanya kamu gadis yang aku kenal sudah mempersiapkan perkawinan” Jawab Johan.
“Apa?” Diseberang saluran Anna kaget bercampur curiga.
“Apa maksudmu Jo?” Kamu.. kamu kenapa?” Ana seperti orang kebingungan.
“Aku barusan dikeroyok orang yang mengancam jangan merebut calon istri orang” Johan lirih seakan ragu.
“Aku tidak percaya pacarku segila itu Jo, tapi biarlah nanti aku urus” tegas Anna.
“Jangan An. Maafkan aku. Aku percaya dan sangat menghormatimu. Pasti tadi preman salah orang. Jangan buat masalah dengan pacarmu karena kecerobohanku” kata Johan