“Sore Ana” Sapa Johan di saluran telepon.
“Hai Jo, Selamat ya, pelatihanmu sudah sukses” ujar Anna.
“Hmmm.” Johan bergumam.
“Ih,sebel amat sih,masak jawabanmu begitu” Anna mengeluh
“Anna, boleh tahu apa pekerjaan pacarmu” tanya Johan.
“Ih Jo, ngapaiiin? Sudah jadi manajer mau memasang persaingan ya. Boleh.boleh” Anna menggoda dari seberang sambungan.
“Bukan” jawab Johan tak mengenakkan.
“Jo, Kamu ngapain? Serius amat nada bicaramu. Mana selorohmu yang aku sukai itu” Ana masih berusaha mengendorkan ketegangan Johan.
Hanya desahan Johan, Tak ada Jawaban, maka Anna melanjutkan.
“Bukannya sudah aku ceritakan semua Jo, pacarku pengusaha, yaah meski masih rintisan tapi aku bilang sudah lumayan. Kenapa kamu tiba-tiba tertarik” Anna mulai merasa curiga.
“Apakah dia begitu cemburuan dan punya preman?” nada Johan sungguh tak mengenakkan.