"Ayo kita meluncur kesana!" teriak seorang remaja usia 20 tahunan.
"Hei... Tunggu..." balas temannya.
Belum sempat ia menarik jaket wol Dmitriy Kuznets, remaja itu sudah melesat jauh meluncur ke depan dengan sepasang sepatu ski dan tongkat ski di tangannya. Gerakannya sangat lincah. Meliuk-liuk diatas hamparan salju di Ski Resort Baikalsk, menciptakan goresan serupa ular yang panjang.
Tiba-tiba remaja itu berhenti. Goresan diatas salju itu kini terputus. Sebuah topi wol tergeletak diatas salju. "Dmitriy..." teriak salah seorang temannya dari atas bukit salju yang rendah. Angin dingin bertiup cukup kencang.
Diatas lubang yang menganga telah berdiri seorang remaja lelaki. Ia bingung harus melakukan apa. Ia hanya bisa menunggu temannya muncul kembali ke permukaan air yang berwarna kebiruan. Permukaan air yang cukup tenang.
Dengan wajah pucat pasi dan mulut bergerak-gerak mengucap do'a, akhirnya muncullah gelembung udara memecah permukaan air yang tenang itu.
Tiba-tiba sebuah tangan keluar dari dalam lubang. Segera ia menarik tangan itu. Dmitriy akhirnya bisa selamat. Ia berhasil keluar dari dalam retakan lubang meski dengan wajah yang pucat akibat air yang sangat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
"Dmitriy....!"
Sore itu salju turun tidak begitu lebat. Namun udaranya sangat dingin hingga ke tulang. Beberapa petugas memapah tubuh Dmitriy yang kelelahan. Mereka datang setelah melihat lambaian tangan Yakov Sakharov. Saat kejadian, mereka sedang berkeliling area Ski Resort. Ketika mereka melihat lambaian tangan salah seorang pengunjung, mereka segera mendekat dan memberikan pertolongan.
Menjelang malam, suasana Ski Resort Baikalsk telah sepi. Termasuk taman bermain es. Sunyi.
Tiba-tiba terdengar suara air menggelegak. Suaranya pelan disertai dengan asap tipis menyerupai kabut. Suara itu berasal dari sebuah lubang retakan es. Dalam beberapa detik, air telah meluber menggenang di sekitar retakan. Asap tipis mengepul ke udara. Seperti hembusan napas manusia di musim dingin. Sesuatu telah terbebas dari dalam air.