"Ada apa Pangeran? Mengapa kita harus meninggalkan Hyderabad? Apa yang akan terjadi?"
"Prajurit Kerajaan Mughal akan membersihkan Hyderabad dari pemberontak besok pagi. Malam ini juga kita harus pergi."
"Tenanglah Pangeran, hilangkan rasa takutmu. Lebih baik malam ini kau tidur disini. Aku akan menemanimu. Disini kita aman. Sebab tempat ini selalu dikunjungi oleh para pejabat Kerajaan Mughal. Mereka pasti melindungi tempat ini dan tidak akan menggeledahnya. Aku jamin itu." ucap Bahaar Begum sambil mencium bibir Farrukhsiyar. Rencana itupun berubah. Malam ini mereka berdua tinggal di Pradesh.
Pagi itu Hyderabad ramai. Beberapa lelaki disana mengabarkan kedatangan prajurit Kerajaan Mughal. Prajurit itu telah sampai di lembah Banjara. Itu artinya siang nanti mereka akan sampai di Hyderabad.
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Rashtrapati. Ia ingin menjebak Farrukhsiyar. Ia ingin pengakuan darinya. Bahwa ia telah berkhianat dan berselingkuh dengan Bahaar Begum. Pengawal yang ia perintahkan membuntuti Farrukhsiyar telah mengabarkan kepadanya bahwa malam sebelumnya Farrukhsiyar berada di Pradesh bersama Bahaar Begum. Sehingga pagi ini Rashtrapati ingin menemui mereka berdua disana. Ia menyiapkan pertemuan itu dengan cukup matang. Sari yang indah, gelang-gelang emas serta hiasan bindi merah tergores indah diatas belahan rambutnya yang hitam. Rashtrapati kini menjadi seorang putri kerajaan yang sesungguhnya. Bukan Rashtrapati seorang penjual perhiasan.
Sesampai di Pradesh, Rashtrapati disambut oleh dua orang penghuni Pradesh. Dua orang wanita penari Kathak. Mereka mempersilakan Rashtrapati masuk. Setelah ia duduk, salah seorang wanita penghuni Pradesh kembali kedalam. Kini ia hanya ditemani oleh seorang wanita.
"Maaf Nyonya, sepertinya Nyonya bukanlah wanita biasa. Tidak mungkin wanita baik-baik datang kemari. Pasti ada sesuatu hal yang membuat Nyonya datang ke tempat kami ini."
"Sampaikan kepada pemilik tempat ini. Katakan kepadanya bahwa aku si penjual perhiasan ingin menemuinya."
Wanita penghuni Pradesh itu mengerti. Ketika ia beranjak dari tempatnya, temannya telah berada disampingnya membawakan segelas minuman.
"Sebaiknya Nyonya minum dulu. Kami akan memanggil Tuan kami kemari." ucap wanita itu sambil menyuguhkan segelas minuman untuk Rashtrapati.
Kini Rashtrapati duduk sendiri. Ia memandangi seluruh ruangan yang remang-remang itu. tak ada orang lain disana selain dirinya. Dari balik Sari ia mengeluarkan sebuah kertas kecil yang terlipat. Ia membuka lipatan itu dan menuangkan isinya kedalam gelas didepannya.