"Semalam...." ucap Teana pelan. Pikiran Teana membayangkan kejadian yang semalam ia alami.
Suasana mendadak hening seketika...
Lalu tiba -- tiba ...
"Aku ingat Almeera, ayo ikut aku."
Teana berjalan menuju kandang unta dan Almeera mengikutinya dari belakang. Masih teringat dalam pikirannya, semalam ia merasakan udara yang cukup panas di sekitar kandang untanya. Rasa panas yang tidak biasa. Sesampai di kandang itu, mata Teana mengamati keadaan sekeliling kandang. Namun ia tidak menemukan apapun. Ia lalu melangkahkan kakinya menuju rimbunnya pohon kurma tak jauh dari kandang unta miliknya.
"Almeera... Kau periksa dibagian sana." perintah Teana.
"Baik Tuan."
Mereka berdua terlihat sibuk menyibak rimbunnya perdu di sekitar kebun kurma milik Rashad. Hingga tak lama kemudian...
"Tuan... Aku menemukannya.!" teriak Almeera senang.
Teana berjalan mendekati Almeera. Ia memeriksa keadaan patung itu. dan ternyata masih utuh. Pikiran Teana mulai dipenuhi berbagai pertanyaan. Siapa yang berusaha mencuri patung ini? Untuk apa? Dan mengapa setiap kali ada kejadian aneh, ia selalu merasakan rasa panas yang tidak biasa?. Teana hanya bisa diam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
"Tuan... Tuaaaan..."