"Lebih baik begitu. Selalu waspadalah selama perjalanan. Lengkapi dirimu dan rombongan dengan persenjataan." ujar Tuan Mahmud menasehati.
"Baik Tuan, terimakasih atas nasehat Tuan. Sudah waktunya kami pergi."
"Hati -- hati."
Hari itu Rashad berhasil menjual banyak botol Myrrh kepada Tuan Mahmud. Sebuah kabar yang menggembirakan baginya dan rombongannya.
"Ayah memang hebat," puji Teana.
"Iya, Paman memang pedagang Myrrh yang hebat," sahut Galata kagum.
Mereka berdua tak berhenti mengagumi Rashad. Begitu sebaliknya, Rashad merasa bangga bisa memberikan contoh yang baik untuk Teana dan Galata.
"Ayah rasa tidak ada salahnya kalian mencoba menjual Myrrh ini." ucap Rashad sambil menimang -- nimang sebuah guci keramik kecil dalam genggamannya.
"Maksud Paman apa? Menyuruh kami untuk menjual Myrrh itu?" ucap Galata dengan mata membelalak.
"Kau benar sekali."
"Ah tidak Paman, kami merasa belum mampu untuk melakukannya."