“Hmm… Daleela, nampaknya kita harus berpisah disini. Ada sesuatu yang ingin aku beli.” ucap Aairah kepada Daleela.
“Oh, kau ingin membeli domba itukah?” tanya Daleela.
“Iya, aku akan berdo’a di Al Khuraimat seperti katamu.” jawab Aairah singkat sambil tersenyum menatap Daleela.
Saat itu juga wajah Daleela memerah. Ia merasa malu atas perkataannya barusan. Perkataan yang merendahkan Aairah. Menyepelekan Aairah.
“Maafkan aku Aairah, aku tidak bermaksud….” jawab Daleela terbata – bata menahan rasa malu.
“Tidak apa – apa Daleela, aku paham maksud baikmu.” ucap Aairah sambil tersenyum.
“Baiklah, aku akan melanjutkan perjalananku. Aku hendak ke Qahrs Al Farid. Ada beberapa barang yang ingin aku beli.”
“Hati – hati Daleela.”
“Iya terimakasih Aairah.”
Setelah berpamitan, merekapun berpisah. Aairah dan Hamra bergegas menuju sebuah tenda besar yang ada di pinggir jalan. Tenda itu dipenuhi domba.
Aairah menghampiri seorang lelaki yang duduk tak jauh dari tendanya. Lelaki itupun berdiri dari tempatnya.