“Ah Tuan, lupakan saja minuman itu. aku sendiri tidak minum minuman yang memabukkan. Kebetulan minuman tadi aku gunakan untuk membangunkan Haydar. Anggap saja malam ini kita sedang sial Tuan. Hahahaha….” gurau Manaf.
Mereka bertiga akhirnya meninggalkan kedai Zubi. Berjalan menuju Penginapan Saba yang tidak jauh dari Kedai Zubi.
Samar - samar mulai terdengar alunan musik gambus dimainkan. Sepertinya Khurram mulai menikmati kembali hiburan yang sempat dikacaukan oleh Ghalib.
Langit mulai gelap. Jalanan di Kota Petra mulai nampak sepi. Di pinggir jalan terlihat dua lelaki menyalakan api kecil. Mereka sedang asyik mengobrol. Tentang sesuatu yang membuat mereka senang. Sesuatu yang belum pernah mereka rasakan selama hidup mereka. Entah apa itu.
***
“Dimana aku?” tanya Haydar sambil memegangi keningnya dengan tangan kanan. Menekan – nekan keningnya untuk mengusir rasa pusing di kepalanya.
Manaf yang berdiri tak jauh dari tempat tidur Haydar tersenyum melihat sahabatnya itu. Akhirnya Haydar sadar juga setelah semalaman dalam pengaruh minuman keras.
“Masih pusing Haydar?” tanya Manaf.
Manaf sedang sibuk mengemasi barang – barangnya. Membereskan ruangan tempat mereka menginap.
“Sedikit Manaf.” jawab Haydar pelan.
“Sebaiknya lekas kau membersihkan diri. Setelah itu kita harus kembali ke Kota Nabataea. Karena urusan kita disini telah selesai.”