Saat itu juga Aairah membalikkan badannya dan melangkah mundur. Betapa terkejutnya Aairah akan kehadiran seorang wanita tua berjubah coklat dan berkerudung yang ada dihadapannya.
“Siapa kau?” tanya Aairah penasaran.
“Tenanglah Aairah. Kau tak perlu takut. Sejak kedatanganmu di sumber air Al Djinn tadi, aku telah mengamatimu. Namun kau tak mengetahui kehadiranku saat itu.”
“Lalu, apa yang kau inginkan dariku? Siapa kau sebenarnya?” Aairah bertanya balik.
“Aku Mehnaz, jin penjaga sumber air Mehnaz. Aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu. Aku harap kau mendengarkannya baik – baik Aairah.”
“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanya Aairah.
“Jagalah bayimu baik – baik. Rawatlah ia. Ajarilah ia ilmu perang. Kelak jika dewasa nanti anakmu akan menjadi seorang pemimpin yang akan menyelamatkan Bangsa Nabataea.”
“Apakah aku harus mempercayai semua ucapanmu tadi?”
“Terserah kau mau percaya padaku atau tidak. Aku Mehnaz. Pemimpin bangsa jin di wilayah ini. Aku mengetahui semua hal yang tidak kau ketahui. Karena aku memiliki kekuatan itu.”
“Berikan aku satu bukti bahwa ucapanmu memang harus aku percayai.” tantang Aairah.
“Hahaha… Kau sangat cerdas Aairah. Aku sangat menyukai itu. kau seorang manusia yang tidak sombong. Kau memiliki hati yang baik. Kau menggunakan kecerdasanmu untuk menolong rakyatmu. Memberikan sumbangan hasil kebunmu. Dan aku menerimanya dengan senang hati.” ucap Mehnaz panjang lebar.