Tanpa berpikir lama, lelaki tua itu segera mengeluarkan daun kelor dari saku celananya. Diiringi gerimis hujan membasahi tubuhnya, lelaki tua itu menempelkan daun kelor diatas dahi jasad Mak Iyang. Lalu merapalkan mantra – mantra seperti yang dilakukan kepada Mak Iyang dua puluh lima tahun lalu. Didalam kamar Mak Iyang.
Susukpun akhirnya tercabut dari dahi Mak Iyang. Ajaib, jasad Mak Iyang seketika itu langsung membusuk, menebarkan aroma anyir ke udara. Hingga yang tersisa hanyalah tulang belulangnya saja.
“Terimakasih Iyang, akhirnya setelah bertahun – tahun penantianku. Menunggu jasadmu disimpan bumi selama dua puluh lima tahun, akhirnya aku mendapatkan susuk ini” ucap lelaki tua itu, yang kemudian menghilang dalam gerimis hujan di petang menjelang malam sesaat setelah dia memasukkan susuk Mak Iyang kedalam dahinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H