Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Susuk Mak Iyang

14 Mei 2016   11:50 Diperbarui: 14 Mei 2016   11:56 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
susuk source http://fjb.kaskus.co.id/product/52316a618127cf0c10000007/susuk-komplit-mega-bintang/

Di dalam kamar, wanita itu mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Menyembunyikannya dibalik bantal diatas tempat tidur Mak Iyang. Dalam waktu singkat, semuanya kembali rapi seperti sedia kala. Mak Iyang pun berseru dari luar kamar.

“Apakah kau sudah siap Nak?”

“Sudah Mak, masuklah”

Mak Iyang pun mulai merapalkan mantra – mantranya. Mengurut tubuh si wanita. Memijit area wajahnya. Meniupnya dengan tiupan yang lembut lalu dilanjutkan merapalkan mantra kembali. Kesempatan itu tidak disia – siakan oleh si wanita. Dengan gerakan pelan, tangan kanannya meraih selembar daun kelor dari balik bantal tempat tidurnya. Tanpa diketahui Mak Iyang. Karena lampu dikamarnya cukup remang dan lagi penglihatan Mak Iyang mulai melamur dimakan usia.

“Mati kau Iyang….” teriak si wanita.

Benar juga, tanpa mengeluarkan sepatah kata, tubuh Mak Iyang terjerembab diatas lantai kamarnya. Sesaat setelah wanita itu mengusapkan daun kelor di dahinya. Mak Iyang pun mati. Tepat di malam Jum’at Kliwon.

***

Hujan terus saja turun diatas makam Mak Iyang. Orang – orang semakin dibuat penasaran bercampur takut melihat apa yang dilakukan oleh lelaki tua itu.

Tak butuh banyak alat, hanya menggunakan jari jemarinya, lelaki tua itu mulai menggali tanah makam Mak Iyang perlahan – lahan. Bukan berarti ia tak punya linggis dirumah, namun itu semua demi keberhasilan ritual yang sedang dijalaninya. Sementara itu, orang – orang yang sedari tadi asyik tenggelam dalam perbincangan mereka masing – masing, tidak ada yang berani mencegah lelaki tua itu. Maklum, lelaki tua yang sedang menggali makam Mak Iyang terkenal akan kesaktiannya. Lebih sakti dari wanita tua yang makamnya sedang ia gali.

Matahari mulai turun. Menyembunyikan sinarnya dibalik awan. Namun lelaki tua itu terus saja menggali tanah makam Mak Iyang tanpa memperdulikan keributan yang terjadi di sekitarnya. Tepat satu jam, lelaki tua itu berhasil mendapatkan tubuh Mak Iyang, meraih kain mori yang membalut mayat Mak Iyang. Mengangkatnya ke atas. Lalu merebahkan jasadnya disebelah nisan Mak Iyang.

Dengan napas yang sedikit mulai habis namun berusaha dikuat – kuatkan, lelaki tua itu mulai melepas tali pengikat kain mori Mak Iyang. Dilepasnya tali pengikat kepala, kemudian tali pengikat tubuh dan terakhir tali pengikat kaki. Usahanya tak membutuhkan banyak tenaga, maklum jasad Mak Iyang telah terkubur selama dua puluh lima tahun yang lalu. Sehingga cacing – cacing tanah mulai menggerogoti kain mori itu, kelabang – kelabang tanah mulai membuat lubang. Untuk tempat mencari kehangatan didalam tanah. Serangga – serangga tanah ikut pula berpesta pora menikmati jasad Mak Iyang. Namun keanehan terjadi, walaupun sudah terpendam selama dua puluh lima tahun dan dikerubung serangga – serangga tanah, jasad Mak Iyang tetap utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun