Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Susuk Mak Iyang

14 Mei 2016   11:50 Diperbarui: 14 Mei 2016   11:56 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
susuk source http://fjb.kaskus.co.id/product/52316a618127cf0c10000007/susuk-komplit-mega-bintang/

Guru Mak Iyang adalah seorang guru yang sangat sakti di masanya. Wak Japri namanya. Saat dia masih muda, tepatnya saat penjajahan Jepang berlangsung di Indonesia. Guru Mak Iyang telah mendapatkan kesaktian dari orang pintar di masanya. Hingga membuat Wak Japri memiliki umur lebih dari dua abad. Saat kedatangan Mak Iyang untuk berguru kepadanya, saat itulah Wak Japri merasa bahwa Mak Iyang pantas untuk mewarisi ilmu yang dimilikinya. Sehingga tepat di hari terakhir Mak Iyang berguru, Wak Japri menghembuskan napas untuk terakhir kalinya. Tepat sesaat setelah ia memasangkan susuk di kening Mak Iyang.

“Aku akan menjaga wasiatmu ini guru, aku berjanji akan menjaganya baik – baik. Bahkan nyawaku sekalipun akan aku pertaruhkan” ucap Mak Iyang setelah selesai memendam jasad gurunya Wak Japri.

Kabar kematian Wak Japri terdengar oleh Wak Gending. Mendengar kematiannya, Wak Gending sangatlah senang. Kematian Wak Japri adalah anugerah terbesar untuknya. Karena akhirnya dia bisa menguasai seluruh ilmu yang dimiliki Wak Japri. Menyatukan ilmu hitamnya dengan ilmu Wak Japri. Melunaskan hasrat yang selama bertahun – tahun dia pendam. Pun membalaskan dendam akibat pengusiran yang dilakukan oleh Wak Japri kepadanya dua puluh tahun silam.

“Lebih baik kau pergi dari sini, aku tak ingin mewujudkan hasrat jahatmu itu” ucap Wak Japri sore itu didalam bilik kamar yang digunakan untuk bersemedi.

“Tapi guru, apa aku tak layak untuk mewarisi ilmumu? Apa kekuranganku guru?” jawab Wak Gending.

“Pergilah….” Ucap Wak Japri singkat setelah menatap tajam ke arah Wak Gending lalu kemudian menutup kedua matanya kembali.

Mata Wak Gending menyala merah. Menyiratkan amarah. Hanya satu orang yang ada di pikirannya saat itu. Mak Iyang. Adik seperguruannya dahulu.

“Aku harus mencari Mak Iyang. Harus….” Ucap Wak Gending dalam hati.

***

Selama berpuluh - puluh tahun tinggal di Desa Lengkong, Mak Iyang selalu hidup rukun dengan masyarakat sekitar. Meskipun mereka tahu bahwa Mak Iyang seorang dukun - yang bisa dibilang dukun sesat - masyarakat tetap menghormatinya sebagai orang tua yang dituakan di kampungnya. Bukan karena takut akan kesaktian Mak Iyang, namun mereka menghormatinya karena sikapnya yang selalu bisa menjaga hubungan baik dengan masyarakat disekitar. Dan tak jarang pula dia sering menolong tetangga yang membutuhkan bantuannya.

Pernah suatu ketika saat Mak Iyang berumur lima puluh tahun. Saat itu di Desa Lengkong sedang ramai – ramainya perlawanan terhadap pasukan Jepang yang masuk ke desa. Tiba – tiba ada seorang tentara sipil tertembak tepat di jantungnya. Yang kemudian segera dibawa ke rumah Mak Iyang untuk mendapatkan pertolongan. Tak butuh lama, tentara itupun sembuh. Darah berhenti mengalir dari jantungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun