"Marco kucing belang hitam putih kau itu? Nakal kali lah dia." Protes Pak Dodi. "Besok kalau dia nakal lagi baik kau jadikan rendang ajalah dia tu." Sambung Pak Dodi masih dengan logat bataknya.
"Haha.. Namanya juga kucing pak." Yusuf hanya bisa tersenyum mendengar gurauan Pak Dodi. "Hari ini antar ke kantor pos aja ya pak, mau ngirim surat untuk mama." Sambung Yusuf.
"Siap Suf." Jawab Pak Dodi.
Matahari sudah berada tepat di atas kepal. Taxi tersebut melaju kencang di jalan raya. Beberapa kali taxi menyalip pengendara lain di jalan. Sepertinya Pak Dodi tak tahan dengan cuaca ini dan ingin cepat-cepat pulang ke rumah.
Mobil taxi berhenti di gerbang kantor pos. Yusuf turun dari taxi dan memberi ongkos kepada Pak Dodi seraya berterima kasih. Yusuf bergegas masuk ke dalam kantor pos tersebut.
Â
Ramainya kantor pos itu membuat Yusuf harus mengantri dahulu sebelum mengirimkan surat tersebut. Â Tampaknya warga-warga di sini memang sudah bersahabat dengan cuaca panas. Bahkan ketika pendingin ruangan di kantor pos itu rusak.
Akhirnya telah sampai di nomor antrian Yusuf. Yusuf mengeluarkan surat tersebut dari dalam tas dan memberikannya kepada petugas kantor pos.
"Ini yang akan di kirim kak." Ucap Yusuf sambil menyodorkan surat itu kepada petugas.
"Baik, isi formulirnya dulu ya dek." Kata petugas itu dengan tersenyum ramah.
Yusuf pun mengisi formulir dan menyelesaikan administrasi. Setelah itu Yusuf pulang menuju kosannya.
Dua minggu berlalu sejak Yusuf mengirimkan surat ke kampungnya. Surat balasan dari keluarga di kampung pun telah dikirimkan kepada Yusuf.