"Qiqis kenapa gak bilang sama ibu kalo Qiqis punya penyakit ini?" Tanya Ibu.
   "Qiqis cuma gamau ngerepotin ibu, bu. Qiqis gamau makin memberatkan ibu." Jawab Balqis.
    "Yang penting, sekarang Qiqis harus sehat, ya. Ibu janji ibu akan selalu ada untuk Qiqis.
    "Iya ibu.. terimakasih.. ohiya ibu, tadi Qiqis mimpi. Ada dua orang sahabat lalu mereka berkumpul bersama keluarganya, loh." Ujar Qiqis.
    "Mungkin ini pertanda baik, sayang. Dua sahabat itu adalah Balqis dan Hafshah. Keluarga itu keluarga Umi dan keluarga Balqis." Jawab Umi.
    "Iya Qis, aku sih pikirnya itu sahabat yang saling mengigatkan saat di dunia. Eh Qis kamu ingetgak saat ustadzah Ainayya bilang. Sahabat yang suka mengingatkan itu akan menolong sahabatnya ketika di yaumul akhir nanti." Jawab Hafshah.
    "Ohh iya bener Hafsh. Aamiin semoga saja ya."  Balas Balqis.
    "Alhamdulillah, selamat ya sayang. Ehh Allah masih kasih kamu kesempatan untuk hidup, menebar manfaat, dan berbakti kepada kedua orang tua. Semangat yaaa calon dokter!!!" ujar dokter Alisha menyemangati Balqis.
    "Iya dokter, aku akan manfaatkan waktuku ini. Terimakasih dokter selalu setia menemaniku.." Balas Qiqis.Â
    "Iya sayang, jadi dokter yang sholehah, ya, nak Qiqis, nak Hafshah."
     "Okaaaay dokteeeeer." Ujar kami dengan semangat.