Mohon tunggu...
lulu nurkholipah
lulu nurkholipah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi jurusan biologi di UIN SMH banten

terjadilah seperti apa yang telah di takdirkan, karna allah tau yang terbaik untuk kita seperti apa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Motivasi dan Dorongan Islam untuk Mempelajari, Memahami dan Menyebarkan Sains

13 Desember 2023   09:07 Diperbarui: 13 Desember 2023   09:37 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Anisa Ruaidah, 2 Eha Desiyani, 3Muhajir Muhajir

123 UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

e-mail: 1211720031.anisa@gmail.com, 2211720048.eha@gmail.com. 3

ABSTRAK 

Islam merupakan agama universal yang menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan dapat diterapkan dimana saja. Penelitian ini merupakan studi jurnal yang mengumpulkan data jurnal tentang dorongan dan motivasi Islam untuk belajar, memahami, dan berbagi ilmu dengan menggunakan metodologi pengumpulan data dokumenter. Doktrin Islam menyatakan bahwa umat manusia dikaruniai oleh Allah dengan wahyu dan akal. Tuhan menganugerahi manusia dengan akal, yang mereka gunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengembangkan teknologi.

ABSTRACT 

Islam is a universal religion that adapts to the needs of the times and is applicable everywhere. This study is a journal study that gathers journal data about Islamic encouragement and motivation to learn, comprehend, and share science using documentary data gathering methodologies. Islamic doctrine holds that mankind are endowed by Allah with revelation and reason. God endowed people with reason, which they use to acquire science and develop technology.

Keywords: Motivasi, Dorongan, Sains

PENDAHULUAN 

Agama Islam memberi perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan, mendorong umatnya untuk terus mengejar ilmu, menyelami sains dan teknologi, serta menggunakan akal dan analisis untuk memahami segala aspek ilmu pengetahuan dalam kehidupan. Islam dianggap sebagai agama yang relevan dengan perkembangan zaman dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan.

Epistemologi Islam menggambarkan pengetahuan sebagai sebuah pohon, dengan sains sebagai cabang-cabangnya yang menghasilkan daun dan buah sesuai dengan sifat pohon itu sendiri. Namun, karena cabang tidak selalu tumbuh tanpa henti, suatu disiplin perlu ditantang untuk berkembang lebih jauh. Motivasi adalah kondisi psikologis dan fisiologis yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan atau kepuasan tertentu.

Integrasi antara ilmu agama dan sains sangat penting karena keduanya, meskipun berbeda, dapat saling melengkapi. Saat mereka diintegrasikan dengan baik, ini dapat membawa pemahaman yang lebih dalam tentang keagungan pengetahuan Allah dan membantu mengembangkan sikap saling menghormati di antara keduanya.

Pemahaman modern tentang ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi tidak harus bertentangan dengan ajaran agama. Agama, dalam banyak kasus, mendorong penggunaan akal dan pengetahuan serta menekankan pada aspek moral dan etika. Integrasi antara akal dan nilai-nilai agama dapat memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan tanpa harus mengesampingkan nilai-nilai spiritual atau etika yang ditekankan oleh agama. Justru, pandangan yang seimbang antara keduanya dapat memberikan kontribusi besar bagi masyarakat modern dalam memahami dunia serta menjaga nilai-nilai moral dan etika.

Pendapat yang disampaikan menyoroti peran agama, khususnya dalam konteks Islam, dalam kehidupan modern. Agama dianggap memberikan dimensi spiritual dan emosional yang diperlukan oleh individu modern. Motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang mendorong seseorang untuk bertindak, sementara agama Islam cenderung mengedepankan pengembangan pengetahuan keagamaan lebih daripada ilmu pengetahuan dunia. Meskipun ini menghasilkan ahli agama yang berpengetahuan luas, kekurangan ahli ilmu dunia dalam komunitas Islam dianggap sebagai masalah. Sebelumnya, perkembangan ilmu pengetahuan telah mengalami stagnasi akibat dari penutupan pintu "ijtihad". Namun, Al-Qur'an menekankan pada peningkatan ilmu pengetahuan, dan bahkan Nabi Muhammad sendiri diperintahkan untuk terus mencari ilmu pengetahuan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekarang telah memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tantangan yang muncul adalah bagaimana mengarahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar memberikan manfaat bagi umat manusia dan lingkungan, tanpa merusak atau membahayakan mereka. Agama Islam dipandang sebagai panduan moral yang dapat mengarahkan pengembangan ilmu pengetahuan menuju kemaslahatan hidup manusia dan sesuai dengan prinsip-prinsip moral agama. Agama Islam dianggap mampu menyatukan wahyu dan akal pikiran manusia, membawa harmoni antara agama dan ilmu pengetahuan.

METODE PENELITIAN 

Metode penelitian ini kejurnalan dengan cara mengumpulkan data jurnal yang relevan dengan permasalahan penelitian dengan pendekatan pengumpulan data terdokumentasi dan menganalisisnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

mengumpulkan informasi, mengklasifikasikan informasi yang diperoleh berdasarkan formatnya, menyajikan dan menganalisis informasi, dan terakhir menyajikan informasi dalam bentuk laporan.

HASIL PENELITIAN 

Ilmu tidak sekadar pengetahuan semata, melainkan mencakup kumpulan informasi yang terorganisir berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat diuji dengan metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) adalah elemen yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.

Mencari ilmu merupakan perintah agama yang penting. Ilmu agama sendiri adalah bentuk dari pengetahuan. Seseorang yang beragama seharusnya memiliki pengetahuan, tetapi seseorang yang berpengetahuan belum tentu beragama. Islam mendorong umatnya untuk mengejar ilmu pengetahuan, menggali, dan mengembangkannya. Agama ini mendorong manusia untuk berpikir, menganalisis, dan menuntut ilmu. Ada beberapa alasan mengapa penting untuk mempelajari dan menguasai ilmu sains, antara lain:

Negara-negara Barat telah menguasai banyak ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam. Hal ini memberi keunggulan pada negara-negara Barat untuk menggunakan kekuatan ini terhadap umat Muslim.

Negara-negara Barat juga berusaha mencegah negara-negara Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi mereka sendiri, sehingga mereka tidak bisa menandingi kekuatan Barat.

Hidayah yang diberikan Allah kepada manusia merupakan petunjuk yang memungkinkan mereka untuk memahami diri mereka sendiri, dunia di sekitar mereka, asal-usul mereka, tujuan akhir mereka, serta pesan yang dibawa oleh para rasul. Allah memberikan manusia indra, di antaranya pendengaran dan penglihatan, untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka. Dengan indra ini, manusia dapat memahami dan menjelajahi segala yang ada di sekitar mereka. Kata-kata tertentu dalam Al-Qur'an seperti "an-nazhar", "ar-ru'yat", dan "al-bashar" mengandung perintah untuk mengamati alam dan fenomena sosial dengan menggunakan panca indera, serta menganjurkan untuk memperhatikannya dengan daya pikir. Ayat-ayat tersebut mendorong manusia untuk berpikir secara rasional dan mengembangkan berbagai jenis penalaran, termasuk penalaran induktif, deduktif, sintesis, dan analogi yang merupakan bagian dari penalaran ilmiah. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an memberikan dorongan kepada umat manusia untuk menggunakan akal pikiran mereka dalam memahami dunia di sekitar mereka.

Dalam hal ini, terdapat penekanan penting pada integrasi antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan modern, serta betapa pentingnya untuk menjaga keseimbangan antara keduanya demi kesejahteraan manusia dan alam semesta.

 

yang artinya kurang lebih seperti ini "Tuhanku tambahkanlah ilmu pengetahuanku". Di samping itu perlu dikemukakan bahwa manusia memiliki naluri haus pengetahuan sebagaimana dilukiskan Rasulullah Saw dalam sunnahnya. "Ada dua keinginannya yang tidak pernah terpuaskan yaitu keinginan untuk mencari ilmu dan mencari harta" (M. Quraish Shihab, 1996: 447).

Yang penting adalah mengarahkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebaikan umat manusia dan lingkungan, tidak untuk menyebabkan kerusakan atau ancaman bagi mereka. Agama dan moralitas yang sejalan dengan ajaran agama adalah pedoman yang mengarahkan penggunaan ilmu dan teknologi. Dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu, agama Islam bisa menjadi panduan untuk menyatukan agama dan ilmu pengetahuan, menggabungkan wahyu dan akal manusia. Inilah letak hubungan antara ajaran Islam dari Al-Qur'an dan Al-Hadis dengan ilmu pengetahuan yang berakar pada pemikiran dan penalaran manusia.

Muhammad Quthb membahas bahwa pesan Rasulullah dalam mendorong menuntut ilmu memiliki makna yang unik, mungkin karena sumbernya dari pengalaman langsung dengan Tuhan. Tidak diragukan bahwa perintah menuntut ilmu dalam agama, baik dari Al-Qur'an maupun hadis Nabi SAW, ditujukan kepada semua individu Muslim tanpa memandang jenis kelamin, usia, atau status sosial. Lebih penting lagi, perintah tersebut tidak membatasi atau memisahkan berbagai bentuk ilmu pengetahuan. Semua pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan agama manusia harus ditekuni dan dikembangkan.

Benar, ada kesadaran dalam ajaran Islam untuk menempatkan pengetahuan agama sebagai prioritas utama, diikuti oleh pengetahuan dunia yang mendukung agama. Ini sering dijelaskan oleh beberapa ulama sebagai 'ulum al-din (ilmu agama) dan 'ulum al-dunya (ilmu dunia). Pendekatan ini menunjukkan perlunya menguasai dan memahami kedua jenis ilmu pengetahuan tersebut, sehingga umat Islam dapat mengakomodir dan menguasai berbagai bentuk pengetahuan untuk kepentingan mereka.

Informasi tentang buku Uyn al-Anb' fi abaqat al-Aibba' karangan Ibn Abi Ushaybi'ah memang menarik. Buku ini menampilkan biografi ratusan ilmuwan Muslim yang berperan penting dalam sejumlah bidang ilmu pengetahuan pada masa lampau. Sebagian besar dari mereka memiliki kontribusi yang signifikan dalam perkembangan sains dan pengetahuan pada masa kejayaan intelektual Islam. Sangat disayangkan jika pengetahuan tentang tokoh-tokoh ini terbatas di kalangan tertentu saja. Pendidikan yang cenderung berpusat pada ilmu Barat seringkali menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang kontribusi besar yang diberikan oleh dunia Islam pada perkembangan ilmu pengetahuan. Meskipun demikian, sejarawan dan cendekiawan modern telah mulai memberikan pengakuan atas warisan ilmiah Islam dan pengaruhnya yang signifikan terhadap perkembangan sains dan keilmiahan global.

Ibn Rushd, yang juga dikenal dengan nama Averroes, adalah seorang cendekiawan dan filosof Muslim terkenal yang hidup pada abad ke-12. Kontribusinya yang besar dalam dunia ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang filsafat, telah mengilhami banyak kalangan pelajar dan sarjana, tidak hanya di dunia Islam tetapi juga di Barat. Pemikiran Ibn Rushd membuka jalan baru dalam bidang filsafat, dan karyanya telah dijadikan sumber inspirasi di banyak universitas terkenal di Andalusia, seperti Universitas Cordoba, Sevilla, Malaga, Granada, dan Salamanca. Eksplorasi dan transformasi pandangannya dalam filsafat telah menjadi titik balik penting dalam sejarah intelektual, dan warisannya masih mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran filosofis hingga saat ini.

Pengaruh Ibn Rushd dalam dunia akademis tak hanya terbatas pada wilayah Islam, tapi juga menyebar ke Eropa. Banyak pelajar Eropa yang datang ke institusi-institusi di Andalusia untuk menimba ilmu, lalu membawa gagasan-gagasan Ibn Rushd kembali ke Eropa. Universitas-universitas terkemuka di Italia seperti Padua, Bologna, Ferrara, dan Venice menjadi tempat berkembangnya pemikiran Ibn Rushd di benua Eropa. Karyanya bahkan diterjemahkan dan dicetak berkali-kali di Eropa dan bahasa Latin, seperti yang disebutkan oleh Ernest Renan. Di Universitas Paris, Prancis, juga terjadi hal serupa. Tokoh-tokoh pendidik dari Andalusia diajak khusus untuk mengajarkan pemikiran Ibn Rushd. Bahkan, di universitas tersebut terdapat seorang guru besar, Siger de Brabant, yang mengkhususkan diri dalam mengomentari karya-karya Ibn Rushd. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh Ibn Rushd dalam dunia pendidikan dan pemikiran intelektual pada masanya.

Galileo Galilei memang merupakan tokoh penting dalam sejarah ilmu pengetahuan. Ia adalah seorang astronom, fisikawan, dan ilmuwan yang menghadapi kontroversi besar dengan Gereja Katolik karena penemuannya tentang tata surya. Galileo mengungkapkan bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, melainkan bahwa matahari-lah yang menjadi pusatnya. Ini bertentangan dengan keyakinan gereja yang sesuai dengan pandangan Alkitab pada saat itu, yang menyatakan bahwa bumi adalah pusat semesta. Pada tahun 1633, Galileo disidang oleh Dinas Suci Inkuisisi Gereja Katolik Italia karena pandangannya yang berbeda ini. Dia dijatuhi hukuman dan dikucilkan oleh gereja. Otoritas gereja bahkan ingin menghapusnya dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Meskipun dia terbebani oleh pandangan otoritas keagamaan pada zamannya, penemuan dan kontribusinya tetap menjadi tonggak penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya dalam memahami astronomi dan fisika. 

Pandangan Galileo Galilei tentang sistem Heliosentris, di mana matahari merupakan pusat tata surya, memang menjadi perdebatan besar pada masanya. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan geosentris yang dipertahankan oleh gereja pada saat itu, yang menyatakan bahwa bumi adalah pusat semesta. Sistem heliosentris, yang pada awalnya diajukan oleh Nicolaus Copernicus dan dikembangkan oleh Johannes Kepler dengan Hukum Gerak dan Orbit, menandai pergeseran paradigma besar dalam pemahaman kita tentang alam semesta. Namun, pandangan ini tidak segera diterima karena konflik dengan interpretasi religius yang dominan pada saat itu. Galileo adalah salah satu yang secara terbuka mendukung pandangan heliosentris ini, sehingga menjadi sasaran dari otoritas gereja yang menganggap pandangan ini sebagai ancaman terhadap keyakinan yang ada. Meskipun ditentang pada masanya, pandangan heliosentris ini akhir.

Pertikaian antara Galileo Galilei dan Gereja Katolik Roma memang memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya dialog dan pemahaman antara sains dan agama. Konflik tersebut mencerminkan perbedaan pandangan antara pengetahuan ilmiah dan keyakinan religius pada masanya. Saat ini, perdebatan antara sains dan agama masih menjadi topik yang relevan dalam masyarakat modern. Namun, bukan berarti keduanya harus saling bertentangan. Sebaliknya, dialog yang konstruktif antara sains dan agama bisa memberikan wawasan yang lebih dalam tentang realitas manusia dan alam semesta. Menciptakan peradaban yang berkelanjutan memerlukan pemahaman yang lebih luas, yang mencakup perspektif sains dan nilai-nilai keagamaan. Kerjasama antara kedua bidang ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan manusia dan perkembangan peradaban.

Pandangan Ziauddin Sardar tentang tanggapan umat Islam terhadap sains modern membagi ilmuwan Muslim ke dalam tiga kelompok yang berbeda dalam pendekatannya terhadap sains modern. Pertama, kelompok apologetik cenderung melihat sains modern sebagai sesuatu yang universal dan netral. Mereka berupaya melegitimasi hasil-hasil sains modern dengan interpretasi ayat-ayat Al-Quran. Dalam pandangan mereka, sains modern dapat sejalan dengan ajaran Islam, dan mereka mencoba menemukan kesesuaian antara kedua bidang ini. Kedua, terdapat kelompok ilmuwan Muslim yang bekerja di bidang sains modern namun melakukan pemilahan terhadap elemen-elemen yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Mereka berpendapat bahwa meskipun sains modern berkembang, aspek-aspek tertentu perlu disesuaikan dengan nilai-nilai Islam. Mereka percaya bahwa sains dapat digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan cita-cita Islam. Ketiga, kelompok lainnya adalah mereka yang meyakini keberadaan sains Islam dan berupaya membangunnya. Di beberapa negara, seperti di Iran, ada upaya untuk mempromosikan sains Islam sebagai suatu entitas yang berdiri sendiri. Mereka melihat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kontribusi yang dapat memberikan manfaat bagi agama, bangsa, dan negara, serta membantu menciptakan produk-produk ilmiah yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pendekatan yang berbeda ini mencerminkan beragamnya pandangan dan pendekatan ilmuwan Muslim terhadap sains modern, dari yang mencoba mengintegrasikan sains dengan nilai-nilai Islam hingga yang melihatnya sebagai entitas terpisah yang dapat memberikan kontribusi kepada umat manusia.

Al-Qur`an sebagai sumber utama dalam Islam menginformasikan dengan beberapa ayatnya tentang anjuran mengembangkan ilmu pengetahuan. Ayat pertama yang diturunkan kepada rasul adalah iqra surat al-Alaq ayat 1-5. 

() () () () ()

Ayat ini, secara umum, mengandung konsep pengembangan ilmu pengetahuan yang mendorong untuk membaca dengan menyebut nama Tuhan yang Menciptakan. Ayat ini menekankan bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dari segumpal darah, dan Dia adalah Maha Pemurah yang mengajarkan manusia melalui pena (kalam). Allah mengajarkan kepada manusia hal-hal yang sebelumnya tidak diketahuinya.

Ayat ini turun kepada Nabi Muhammad saat beliau berada di gua Hira dalam periode bermeditasi. Kata "iqra" (bacalah) dalam ayat pertama menunjukkan pentingnya membaca sebagai langkah awal untuk memperoleh pengetahuan. Ini merupakan pendorong yang mendorong untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

  Al-Qur'an memerintahkan penggunaan akal manusia dan pengamatan terhadap ayat-ayat Allah baik yang terkandung dalam Al-Qur'an maupun yang termanifestasi dalam alam semesta. Al-Qur'an menekankan pentingnya untuk merenungkan dan mengkaji tanda-tanda Allah dalam penciptaan-Nya. Hidayah yang diberikan Allah kepada manusia, termasuk pendengaran dan penglihatan, adalah anugerah yang membantu manusia berinteraksi dengan alam semesta dan dengan sesama manusia di sekitarnya. Ini menunjukkan pentingnya pengamatan, refleksi, dan pemahaman terhadap kebesaran ciptaan-Nya.

Diisyaratkan juga dalam al-Qur`an surah Muhammad ayat 19 yang berbunyi

  ( (

yang artinya Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal

Ayat ini juga menunjukkan bahwa meskipun manusia memiliki indra yang membantu dalam mencapai tujuan dan pemahaman, indra tersebut memiliki batasan. Indra bisa saja menyesatkan atau memberikan persepsi yang keliru dalam melihat atau menilai sesuatu. Ini bisa terjadi misalnya saat melihat bayangan diam padahal sebenarnya ada gerakan, atau melihat benda yang kelihatan kecil padahal sebenarnya besar karena jaraknya yang jauh. Disadari betul bahwa klasifikasi ulama atas ilmu pengetahuan menjadi dua macam yaitu ilmu dunia dan ilmu agama. Hukum mempelajari dan mengembangkan ilmu kontemporer yang sangat dibutuhkan oleh umat Islam saat ini hukumnya fardu kifayah.40 Itulah sebabnya mengapa ajaran Islam menempatkan penguasaan ilmu pengetahuan sebagai instrumen untuk meraih keunggulan hidup (the supremacy of life). Ilmu pengetahuan sebagai mediator untuk menuju keunggulan dua kehidupan sekaligus, yaitu kehidupan dunia dan kehidupan akhirat (the life of here-after). Bagi Islam, semua usaha di dunia ini memiliki efek kumulatif. Artinya apabila suatu usaha untuk menuntaskan kepentingan dunia juga memiliki akses pada kehidupan sesudah mati. 

KESIMPULAN 

Sains lebih dari sekedar pengetahuan; itu adalah ringkasan dari kumpulan pengetahuan berdasarkan ide-ide yang diterima dan dapat diverifikasi melalui pengujian ketat menggunakan serangkaian teknik yang diterima dalam bidang studi tertentu. Sains dan teknologi adalah salah satu bidang di mana kita tidak akan pernah kecewa dalam hidup kita. Kita harus belajar dan menjadi ahli di bidang sains karena sejumlah alasan, salah satunya adalah karena negara-negara Barat telah mempelajari banyak sekali sains yang berasal dari dunia Islam. Hal ini memberikan kebebasan bagi negara-negara Barat untuk menggulingkan otoritas Muslim. Dalam upaya untuk mencegah negara-negara Islam menantang hegemoni Barat, negara-negara Barat juga berupaya untuk menghentikan kemajuan ilmiah mereka. Sumber inspirasi utama bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Islam.

DAFTAR PUSTAKA 

Marvavilha, A., & Suparlan, S. (2018). Model integrasi nilai Islam dalam pembelajaran sains. Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 18(1), 59-80.

Darlis, A. (2017). Motivasi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Hadis Nabi. POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, 3(1), 1-28.

Munib, A. (2017). Pendekatan saintifik dalam meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama islam. Al-Ulum Jurnal Pemikiran dan Penelitian ke Islaman, 4(2), 243-255.

Asep Muhyiddin.2016. WAWASAN DAKWAH ISLAM: INTEGRASI SAINS DAN AGAMA. Jurnal Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah 15(2).

Imam Amrusi Jailani.2018. KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM DALAM PERKEMBANGAN SAINS MODERN. Jurnal THEOLOGIA 29(01)

Sardiman. A.M, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2001

Al-Sunnah Masdaran Li al-Marifah Wa al-Hadhrah, terjemah Abad Badruzzaman, Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002

Imaduddin Khalil, Pengantar Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Sejarah, Jakarta: Media Dakwah, 1999

Abu Zakariya Yahya Ibn Syaraf al-Nawawi (w. 676 H.), Al-Taqrb wa al-Taisr Li Marifati Sunan al-Basyr al- Nadzr, Beirut: Dr al-Kutub al-Arabi, 1989

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun