Mohon tunggu...
Luluk Marifa
Luluk Marifa Mohon Tunggu... Penulis - Read, read and read. than write, write and write.

Menulislah, hingga kau lupa caranya menyerah dan pasrah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perasaan Cinta yang Tak Seharusnya

23 Mei 2023   23:29 Diperbarui: 23 Mei 2023   23:30 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tapi Ra." Ia menoleh ke arahku yang tengah waspada jika lagi-lagi ia berniat mendorongku.

"Jika aku berhenti, itu memutus silaturahmi kan. Orang yang memutus silaturahmi tidak akan diterima amalnya dan diancam neraka," imbuhnya bergidik agak ngeri.

Aku memutar bola mata malas, "itu jika silaturahminya bener, lah yang friendzone itu sudah gak bener. Inget laki-laki dan perempuan itu gak boleh terlalu dekat, ada batasan-batasannya. Kenapa kamu terjebak friendzone ya karena kamu sudah melewati batas yang seharusnya. Eh, ujung-ujungnya nyaman, suka dan kamu sendiri yang sakit hati, nangis." 

"Toh jika kamu ingin selalu ada, selalu membantu, menemani dia ini itu meski hanya via online mendengarkan cerita, bertukar pendapat. Itu berlebihan, itu malah jadi dosa lo kalau kamu melakukannya untuk teman lelaki, lain jika kamu melakukannya untuk temanmu perempuan," kataku semakin menggebu menasehti sesutu yang salah dimataku.

Celah untuk jatuh cinta itu ya manusia itu sendiri yang menciptakannya. Tuhan memang punya andil perihal perasaan manusia tapi andil terbesar dan penentu itu ya manusianya sendiri. Ia membuka pintu, bahkan menyuruh mampir yang masih berjalan  di jalan depan sana.

"Tapi jika itu tujuannya untuk kebaikan masa  salah sih, Ra?"

"Salah lah."

Aku menghembuskan nafas kasar, apa susahnya untuk tidak jatuh cinta. Atau apa susahnya berhenti, terus bangkit jika sudah jatuh. uninstal perasaan. Jika memang tau jatuh cinta semerepotkan itu, seharusnya dari awal sudah mewanti-wanti, hati-hati jika ada sesuatu yang mungkin berusaha mengetuk pintu. Kunci pintu dengan kunci ganda, biarkan orang-orang di luar pintu mengetuk. Toh pintu itu dalam kendali diri sendiri.

"Sudahlah, aku mau balik. capek juga nunggu tapi dosennya gak dateng-dateng."

Aku berdiri melambaikan tangan, yang dibalas lambaian tangan olehnya.

'Aku sungguh malas menganggapi orang-orang lebai yang mengatasnamakan perasaan,' gerutuku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun