Mohon tunggu...
Lulita Oktavia Lukman Putri
Lulita Oktavia Lukman Putri Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Bandung

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Bipolar

24 Januari 2016   11:20 Diperbarui: 24 Januari 2016   12:58 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

- Penurunan kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau keraguan, hampir setiap hari

Untuk mengetahui mengenai gangguan bipolar lebih lanjut, berikut ini adalah Teori menurut para ahli :

Pandangan Teori Psikologi Terhadap Gangguan Teori Psikoanalisis Freud (1917) mengajukan bahwa depresi bermula dari kemarahan yang tidak terkendali akibat pengabaian pada masa bayi karena ibu meninggal, terpisah secara emosional atau kealpaan lainnya. Kehilangan objek yang dicintainya itu mengakibatkan rasa tidak aman, kehampaan, kesedihan dan kemarahan. Kehilangan ini terjadi pada tahap oral perkembangan, ketika bayi yang penuh ketergantungan belum memiliki konsepsi tentang individuasi dari orang tua. Konflik ini menimbulkan situasi ikatan ganda bagi anak. Anak berespon pada sisi mencintai yang ditunjukan orang tuannya, tetapi tumbuh untuk membenci sisi mengendalikan pada orang tuanya.

Teori Kognitif Individu dalam keadaan manik seringkali memiliki pemikiran akan keyakinan dirinya yang berlebih, seperti dirinya merasa mampu melakukan berbagai hal. Teori Aaron Beck (1967a. 1967b, 1976) tentang penyebab depresi berkaitan dengan pikiran negatif individu yang depresi. Mereka memandang diri sendiri, dunia, dam masa depan mereka dalam bentuk kegagalan yang menyimpang, dengan secara berulang menginterpretasikan pengalaman sebagai hal yang sulit dan membebani serta menginterpretasi diri mereka sendiri sebagai orang yang tidak konsekuen dan tidak kompeten. Dalam studi mengenai faktor-faktor kognitif, gaya atribusional dan sikap disfungsional bersama dengan peristiwa negatif dalam hidup, memprediksi meningkatnya simtom-simtom depresi pada penderita bipolar (Reilly-Harrington dkk., 1999).

Teori Interpersonal Para individu yang depresi cenderung memiliki sedikit jaringan sosial dan menganggap jaringan sosial hanya memberikan sedikit dukungan. Berkurangnya dukungan sosial dapat melemahkan kemampuan individu untuk mengatasi berbagai peristiwa hidup yang negatif dan membuatnya rentan terhadap depresi. Kurangnya dukungan sosial tersebut disebabkan oleh fakta bahwa orang-orang yang depresi memicu reaksi negatif dari orang lain. Contohnya, orang-orang dapat menganggap hal-hal ini sebagai sesuatu yang menyebalkan: berbicara sangat lambat, banyak jeda ; jarang melakukan kontak mata ; lebih banyak ekspresi wajah yang negatif dibandingkan ekspresi wajah positif.

Menurut pandangan teori humanistic seseorang dapat menjadi depresi ketika mereka tidak dapat membuat makna keberadaan tentang hidupnya dan membuat pilihan untuk memenuhi tuntutan hidupnya. Seperti teori psikodinamika, teori humanistic juga berfokus pada kehilangannya self esteem yang dapat timbul ketika orang kehilangan temannnya, keluarganya atau pekerjaannya.

Konteks Biopsikososiokultural :

1. Faktor Biologis

a. Pengaruh Genetik

Menurut penelitian Refind Diagnostic Procedures menyatakan bahwa sekitar 8-9 % keturunan pertama yang memiliki hubungan saudara dengan orang yang mengalami bipolar dapat diperkirakan memiliki penyakit bipolar juga sebanyak 1 persen dari populasi umum.

b. Sistem Neurotransmitter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun