Mohon tunggu...
Lukianto Suel
Lukianto Suel Mohon Tunggu... Freelancer - Biasa, tak ada yang istimewa

Menulis itu seperti berbicara tanpa lawan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puisi dan Musik

28 Februari 2024   11:26 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:29 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku lebih takut teguran Allah daripada atasan kita Kris...." kata Vero. Yang akhirnya Kristin juga mengetahui bahwa Vero sebenarnya seorang mualaf. Inilah yang membuat Kristin semakin tertarik untuk mengetahui. Vero banyak bercerita bagaimana ia harus menghadapi keluarga nasraninya yang sempat seolah membuangnya dalam keluarga itu. Vero tak berputus asa, ia pergi dari rumahnya di Temanggung untuk bekerja dikota Solo ini, sampai akhirnya bertemu dengan calon suaminya yang juga telah bekerja dikota yang sama. Namun Vero tetap tidak pernah benar benar meninggalkan keluarganya, ia selalu datang dan pulang ke Temanggung untuk menemui ayah dan ibunya juga kakak kakaknya, yang akhirnya dengan berjalannya waktu mereka bisa menerima Vero seutuhnya.

Disaat Kristin menyampaikan keinginannya untuk memeluk agama islam, tentu saja keluarganya terutama ayahnya sangat terkejut, namun ibunya lebih banyak diam. Mereka telah lanjut usianya, sehingga seolah ada yang hilang dalam keluarga itu. Kristin meyakinkan untuk tidak pernah meninggalkan baktinya kepada orang tuanya. Hebatnya malah kemudian ibunya pun ikut bersama Kristin dalam memeluk agama islam. Sebagai anak tunggal, Kristin benar benar membuktikan kata katanya bahwa orangtuanya tetap merupakan prioritas dalam hidupnya.

"Bagaimana dengan suamimu besok, apakah kau bisa tetap seperti itu?.."Tanya ayahnya.

"Kristin akan mencari suami yang mau mengerti Pah..... jika tak ada didunia ini yang bersedia, Kristin akan tetap sendirian....." janjinya sambil berlinang airmata. Dan itulah yang terjadi, Kristin memeluk kepercayaan barunya serta tetap teguh dalam baktinya kepada orangtuanya.

"Doakan ya kak, agar papah segera mengikuti kita. Agar besok kalau Kristin menikah, papahlah yang menikahkan Kristin......." Kata gadis itu lirih.

Mereka berdua, Iskandar dan Kristin mulai membuka diri. Iskandarpun juga bercerita, bahwa ia berasal dari keluarga yang sederhanya, kalau tidak bisa dibilang miskin. Sejak dibangku SMA ayahnya telah meninggal, meninggalkan ibu, dia dan adiknya yang masih SD. Iskandar bisa sampai menempuh sampai jenjang perguruan tinggi karena mendapat beasiswa, bahkan ketika ke korea Selatan. Disaat kuliahnya ia tak berani dekat-dekat dengan teman gadis karena ia ingin konsentrasi dalam kuliahnya, agar segera dapat bertanggung jawab atas ibunya adiknya yang masih sekolah.

"Adikku Murni, sekarang sudah menempuh masa-masa terakhirnya di kedokteran ...." Tutup Iskandar.

Tanpa mereka sadari, keduanya telah menjawab pertanyaan mereka, apakah mereka telah berkeluarga.

Dan siang itupu segra terlewat. Iskandar tak menyangka jika kemudia Kristin mengajak kerumahnya untuk diperkenalkan dengan kedua orangtuanya. Mamah Kristin Nampak sumringah dengan kedatangan mereka. Iskandar yang mengira akan mendapat sambutan dingin dari Papah Kristin ternya orangtua itupun menyambutnya dengan ramah, serta bayak bertanya mengenai keluarga, pekerjaan dan lain-lainya. Untuk sementara Iskandar sedikit membuka hal tersebut.

"Kristin kadang bercerita lho nak Iskandar...." Kata mamahnya. " Bahwa ia punya seorang kakak tingkat yang pandai menulis dan membaca puisi, sampai-sampai ia cari diinternet barangkalai radio Matahati sudah online.....tetapi ya tentu saja disitu sudah tidak didengarnya suara idolanya...."

"....Ih mamah begitu banget....malu dong Kristin...." Kristin merajuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun