Robert Keohane dan Lisa Martin (1995) menggambarkan bahwa institusi internasional dapat menjadi sumber informasi yang kredibel, mengurangi biaya transaksi, menetapkan agenda, dan memberikan peluang untuk menyelesaikan perselisihan.Â
Oleh karena itu, keterlibatan Rusia dalam institusi internasional seperti PBB, G20, dan organisasi regional dapat menjadi sarana untuk memoderasi kebijakan luar negerinya dan mendorong Rusia untuk lebih terlibat dalam kerja sama internasional.
Analisis kemenangan Putin dalam pemilihan presiden Rusia 2024 melalui lensa institusionalisme mengungkapkan dua kenyataan paradoks.
Di satu sisi, menangnya Putin merupakan indikasi kuat dari sustainabilitas kontrol personalnya terhadap lembaga dalam membentuk politik domestik dan luar negeri.
Hingga saat ini, kontrol itu menegaskan bagaimana Putin mengkonsolidasikan kekuasaannya dan memposisikan Rusia sebagai kekuatan global.
Di sisi lain, teori institusionalisme juga menawarkan kemungkinan institusi itu membawa perubahan domestik di Rusia.
Masalahnya adalah kenyataan mengenai keberlanjutan kekuasaan Putin lebih dominan ketimbang peluang-peluang perubahannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H