Seorang politisi bisa saja turun langung membuat kelompok ini atau melalui orang-orang di sekitarnya. Walau kebanyakan adalah orang-orang bayaran di tingkatan politik nasional hingga daerah atau berdasarkan daerah-daerah pemilihan.
Kelompok ini biasanya kelihatan pada masa kampanye. Tiap-tiap politisi memiliki kelompok seperti ini, baik yang bersifat relawan maupun berbayar.Â
Berbayar ini pun bisa dibedakan antara yang dibayar langsung atau dibayar di belakang ketika calonnya menang. Bayaran atau cuan dari calon yang menang tidak selalu berupa uang, namun juga bisa berbentuk jabatan-jabatan politik.
Bayaran mereka tidak hanya 50 ribu per hari, bahkan seorang kawan mendapat 200 ribu per hari ditambah transportasi bis menuju tempat demo.Â
Kabarnya, mereka sering ditipu tidak disediakan bisa buat pulang, padahal sudah dijanjikan. Seperti pekerjaan lainnya, semakin tinggi jabatannya seperti koordinator demo, maka semakin banyak uang yang didapatnya.
Dalam sebuah gurauan politik, mereka ini sangat mendukung pemerintahan Jokowi. Alasannya adalah hanya di masa Jokowi ini, mereka bisa sering berdemo alias mendapatkan pekerjaan lebih seeing dan makin mahal plus dapat makan. Mereka sering disebut kelompok nasbung alias nasi bungkus.
3. Analis/pengamat politik
Pekerjaan ini tampaknya paling cocok bagi Kompasianer menjelang pemilihan umum 2024. Seperti ketiga pekerjaan lainnya, pekerjaan analis atau pengamat politik bisa merupakan pekerjaan lepas dan terikat kontrak. Sebagai pekerjaan lepas, seorang analis bisa mendapatkan banyak isu sebagai topik tulisan.
Karena sitatnya pekerja lepas, maka honor tulisan bisa saja lepas:) Apalagi kalau tulisan tidak dimuat di media Massa atau koran. Gegara judul tidak menggugah selera pembaca alias click bait, seorang Kompasianer gagal mendapatkan durian K-reward. Yang didapat cuma duri-nya...hehehe.
Sementara itu, pengamat yang dikontrak partai politik, politisi, atau orang kepercayaan mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Bisa saja terjadi honornya dikurangi komisi bagi pemberi pekerjaan itu. Setidaknya status kontrak lebih jelas honornya ketimbang yang analis lepas.Â
Apalagi jika analisisnya bagus dan diminati publik, seorang analis mungkin tidak perlu menulis lagi. Setiap Hari analis politik bisa muncul setiap saat atau di jam tertentu menjelang pemilu atau pemilihan Presiden (Pilpres). Boleh percaya boleh tidak, bayaran kumulatifnya katanya seharga mobil Avanza...