Akan tetapi, siapa lagi, Tuhan? Siapa lagi?
Siapa lagi teramat paham mengenal palungnya lara yang tiada tersembuhkan ini?
Â
***
Â
Biar tahun ini genap menjerat satu dijadikan dua, tiga, dan berlanjut; aku tetap percaya pada daun.
Daun gugur memangku musim yang di ulang.
Membingkai potret demi potret perjalanan kita.
Tentang makna yang belum dapat kuurai tatkala kau menemani dan membimbing.
Tentang makna yang masih kucari di setiap bilik sabdamu.
Tentang makna yang kutangisi seorang sehabis dirimu menutup buku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!