Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[KolaborasiRTC] Dispersi

17 April 2016   17:54 Diperbarui: 17 April 2016   18:08 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia hanya pergi sejenak bersama cerita yang tak akan diingat lagi

tapi hadir kembali di antara jemari ini dan dan bahu yang selalu kamu sandari

.

Pada setiap air mata yang kamu teteskan

pada setiap potongan elegi yang kamu lantunkan

pada setiap jendela hati yang kamu singkapkan

sadarilah

dia semakin meninggalkan metafora

dia semakin nyata dan semakin dalam

 

Tawamu makin menggila, terlalu banyak kebahagiaan dan kepuasan dalam diri kamu. Meski saya tahu, sebagian diri kamu sadar betul saat ini akan segera berlalu. Tapi kamu yakin akan menantinya lagi esok, meski harus menggigil, meski harus alergi, meski harus menangis dalam hati,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun