Dia hanya pergi sejenak bersama cerita yang tak akan diingat lagi
tapi hadir kembali di antara jemari ini dan dan bahu yang selalu kamu sandari
.
Pada setiap air mata yang kamu teteskan
pada setiap potongan elegi yang kamu lantunkan
pada setiap jendela hati yang kamu singkapkan
sadarilah
dia semakin meninggalkan metafora
dia semakin nyata dan semakin dalam
Â
Tawamu makin menggila, terlalu banyak kebahagiaan dan kepuasan dalam diri kamu. Meski saya tahu, sebagian diri kamu sadar betul saat ini akan segera berlalu. Tapi kamu yakin akan menantinya lagi esok, meski harus menggigil, meski harus alergi, meski harus menangis dalam hati,