Aku tersenyum, ya sudah, biarkan saja gadis itu menjadi milik sang bulan mati, bulan yang selama ini dipuja-pujanya tanpa ampun.
“Bawa aku ke nerakamu, Ran,” ujarku akhirnya.
Namun, sebelum kami sempat beranjak, belasan suster rumah sakit berdatangan ke arah kami dengan panik. Rupanya mereka berhasil mendobrak pintu yang kuncinya sudah ditelan oleh James. Aku dapat mendengar perkataan-perkataan mereka.
“Oh, Tuhan!!”
“Anna! Ran! Apa yang kalian lakukan kepada James?”
“Astaga. Dasar orang-orang gila!”
“Ini pasti salahmu, suster Riana. Seharusnya kamu yang menjaga James agar tetap berada di kamarnya. Mengapa ia bisa sampai ke sini. James kan merupakan salah satu pasien paling berbahaya di rumah sakit ini.”
“Maaf, kukira tidak seberbahaya itu, dia kan hanya suka berkhayal bahwa dirinya adalah dokter.”
“Astaga… jangan-jangan… obat-obatan dan alat suntik yang selama ini selalu hilang entah ke mana itu... Oh, Tuhan… apakah selama ini James yang mencurinya?”
“Apa James membunuh dirinya sendiri?”
“Tapi, Ran juga memegang pistol!”