Sombong
Hanafi sangat menyombongkan tentang kepribadiannya yang mengerti dan dididik dengan cara Belanda. Dia menganggap segala hal yang berbau pribumi adalah kampungan.
"Ibu orang kampung dan perasaan Ibu kampung semua," demikian ia berkata, kalau ibunya mengembangkan permadani di beranda belakang, buat menanti tamu yang sesama tuanya. "Di rumah gedang, di Koto Anau, tentu boleh duduk menabur lantai sepenuh rumah, tapi di sini kita dalam kota, tamuku orang Belanda saja."
Berperangai kasar
Karena kesombongannya, Hanafi berlaku semena-mena dengan orang pribumi yang dianggap lebih rendah darinya.
"Hai, Buyung! Antarkan anak itu dahulu ke belakang!" kata Hanafi dengan suara bengis dari jauh.
Ambisius
Hanafi sangat berambisi dalam menggapai apa yang diinginkannya. Seperti menikahi Corrie dan persamaan status dengan Belanda. Segala hal ia lakukan, walaupun perbuatan itu tidak baik.
"Gaji permulaan hanya lebih sedikit dari di Solok, tapi harapan sangat besar, karena ananda sudah pula, memasukkan surat permohonan buat dipersamakan dengan bangsa Belanda."
Tokoh Utama Tambahan
Corrie