Dan yang paling mencolok adalah saat Hanafi meminta agar statusnya disamakan dengan bangsa Belanda. Hanafi merasa bahwa jiwanya sebagai seorang Bumiputra telah hilang. Hanafi adalah sosok yang berpendangan hidup layaknya bangsa Belanda. Bahkan dia berani untuk merendahkan pribumi, hanya karena ia lebih mengerti tentang Belanda. Dan agar ia dapat menikahi Corrie, gadis Belanda pujaannya, Hanafi memutuskan untuk meminta agar statusnya disamakan dengan bangsa Belanda. Karena, jika ia masih menjadi Bumiputra, ia akan dipandang sebelah mata oleh bangsa Belanda. Itu artinya, Hanafi bukanlah seorang Bumiputra lagi. Hanafi telah meninggalkan 'rumah' asalnya. Walaupun secara fisik Hanafi adalah Bumiputra, tetapi secara jiwa Hanafi adalah sosok Belanda.Â
"Bunda! Dengan persamaan kepada bangsa Belanda itu ananda seolah-olah sudah keluar dari bangsa dan dari'payung' kita. Katakanlah kepada orang-orang di kampong, bahwa gelarku 'Sutan Pamenan' sudah kuletakkan dan hendaklah mereka mengisarkannya kepada yang lain ..."Â
Dengan demikian, Hanafi akhirnya keluar dari bangsanya dan beralih ke bangsa yang dianggap lebih tinggi. Hal itu, karena diskriminasi yang dilakukan oleh bangsa Belanda, sehingga Hanafi ingin agar statusnya disamakan dengan Belanda.
SIMPULAN
Novel Salah Asuhan bercerita tentang pengalihan status kebangsaan yang dilakukan oleh Hanafi, karena adanya diskriminasi antara bangsa Barat dan Timur. Karena diskriminasi tersebut, muncul Hibriditas yang akhirnya melahirkan pribadi baru akibat dari benturan antara budaya yang saling berlawanan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H