Mohon tunggu...
Litteu Nur El Lailatie
Litteu Nur El Lailatie Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Belajar dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hibriditas pada Tokoh Hanafi dalam Novel Salah Asuhan Karya Abdoel Moeis

31 Desember 2024   08:33 Diperbarui: 31 Desember 2024   08:40 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memegang Erat Adat Istiadat

Masih ada masyarakat yang masih memegang erat adat istiadat. Masyarakat tersebut masih berusaha meneruskan tradisi apapun, walaupun di sisi lain, pengaruh Belanda sudah merasuki setiap kehidupan masyarakat Indonesia. 

"Secara kampung, sebenarnya engkau mesti takluk ke bawah mamak-mamakmu, Hanafi!"

  1. Gaya Bahasa

Menurut Abrams, Stile, (style, gaya bahasa), adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan.

Gaya bahasa pada novel Salah Asuhan sudah menggunakan Melayu Tinggi. Ini menjadi ciri khas tersendiri, karena Salah Asuhan diterbitkan oleh Balai Pustaka. Selain itu, terdapat banyak penggunaan kata, istilah bahasa Belanda, sehingga novel ini menjadi semakin menarik, karena secara tidak langsung, pembaca menjadi lebih dekat dengan peristiwa, karena mengetahui secara langsung penggunaan bahasa Belanda yang dipakai oleh tokoh. 

  1. Sudut Pandang

Sudut pandang, point of view, viewpoint, merupakan salah satu unsur fiksi yang oleh Stanton digolongkan sebagai sarana cerita, literary device. Sudut pandang dalam karya fiksi mempersoalnya: siapa yang menceritakan, atau: dari posisi mana (siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat. Abrams juga menyatakan bahwa sudut pandang adalah cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai persitiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Sudut pandang pada novel Salah Asuhan adalah sudut pandang persona ketiga: "Dia". Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persna ketiga, gaya "dia", narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya; ia, dia, mereka.

Dalam beramah-ramahan sampailah mereka ke Jembatan Merah.

Tapi Hanafi sekali-kali tidak mengindahkan segala kesenangan ibunya itu.

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    13. 13
    14. 14
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun