Tiba-tiba ingatanku melayang saat Haruka menceritakan hal tentang pak Kenta. Ia bercerita bahwa pak Kenta adalah orang yang tidak baik. Selain itu, Haruka pernah melihat pak Kenta 5 hari yang lalu saat tengah melakukan suatu perbincangan di ruangannya dengan Manda dan Rendy, atasan baru kami sekarang. Mereka seperti tengah membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan jabatan dan uang. Tetapi ia tidak begitu jelas mendengarnya.
Tunggu, tiba-tiba napasku tercekat. Otakku mulai menggabungkan 3 cerita yang kuingat hari ini, pertama cerita Aiko tentang kenaikan pangkat tiba-tiba oleh Rendy dan Manda, kedua ingatan tentang teror Haruka, dan sekarang cerita pak Kenta yang pernah membicarakan jabatan dan uang. Apa mungkin? Ahh tidak, sebegitu kejamkah pak Kenta ini? Ku singkirkan pikiran-pikiran itu untuk sementara. Segera setelah makananku tiba aku melahapnya. Tetapi pikiran itu ternyata masih saja membayang-bayangiku.
“Keiko?”
“Ahh iya Aiko? Kenapa?”
“Kamu pasti tidak mendengarkan apa yang kukatakan tadi”
“Maaf Aiko, iya aku sedang kurang fokus”
“Kenapa? Jangan bilang ini karena Haruka. Eh, bagaimana kasus Haruka? Sudah 5 hari berselang, apakah sudah ada perkembangan?”
“Belum, polisi masih mengatakan bahwa ini murni kasus bunuh diri. Aku masih dalam proses mencari bukti”
“Oh, aku pernah melihat foto Haruka di meja pak Kenta beberapa hari yang lalu. Pagi ini giliran aku melihat fotomu di atas meja pak Kenta. Dan beliau ingin bertemu denganmu besok sepulang kerja”
“Ha? Benarkah?”.
***