Salam petualang untuk sahabat Backpacker...
ika hanya berjalan ke mana-mana membawa backpack, itu sudah saya lakukan sejak masih muda. Naik gunung, arung sungai, susur pantai, terutama telusur goa, karena bidang spesialisasi saya waktu itu adalah caving.Â
(Sedikit flasback, pernah pada saat ekspedisi caving di Trenggalek (sekitar 1994), saya bersama teman-teman reppeling menuruni goa vertikal dan landing di atas tumpukan tengkorak manusia pada pukul 12 malam, kata Pak Kades goa tersebut merupakan tempat pembantaian zaman PKI 1965 dan tengkorak yang terlilit selendang merah adalah korban pembantaian terduga dukun santet, dua tahun sebelum ekspedisi saya).
Kamis, 7 Maret 2019
Saat ini, saya telah melengkapi petualangan-petualangan tersebut dengan traveling ala backpacker. Tulisan ini semoga bermanfaat untuk sahabat backpacker yang akan melakukan perjalanan tipis-tipis ke Pulau Penang dan Kuala Lumpur.Â
Kata Peribahasa: Sambil menyelam minum air, begitulah sebenarnya kami berempat (saya, Liliek Triani, Heri Sudjatmi, dan Sasongko) memiliki misi khusus di Penang, tetapi dalam kesempatan ini saya hanya akan bercerita tentang trip kami sebagai backpacker pemula. (Hampir sepuluh kali saya memasuki teritorial Kerajaan Malaysia, baru kali ini tidak melibatkan travel agen.
Eh, ralat: Lima bulan lalu saya dan teman-teman mendapat kesempatan dari Universitas Ma Chung ke UCSI University di Kuala Lumpur juga tidak menggunakan jasa travel agen, tapi di-handle sendiri oleh civitas akademika Ma Chung).
Hari ini kami berangkat dari Kota Malang menuju Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya tanpa bagasi, hanya backpack seberat (rata-rata) kurang lebih 8 kg.Â
Pukul 11.00 WIB pesawat Air Asia terbang menuju bandar udara Penang yang dikenal dengan sebutan Bayan Lepas Penang International Airport. Penerbangan membutuhkan waktu sekitar 3 jam, dan tiba di Penang pukul 15.00 waktu setempat (selisih satu jam lebih sore dibandingkan dengan WIB).
Kami langsung restart hp untuk mengaktifkan paket roaming Asia dengan kode aktivasi *266# (Telkomsel). Layanan internet sangat penting sebagai alat navigasi dan membaca peta mencari tempat tujuan.Â
Dalam tim kami ini ada spesialisasi masing-masing, ada tukang navigasi, tukang talang (bagian "nalangi" pembayaran), tukang cekrak-cekrek, dan tukang catat. Selain menggunakan GPS kami juga mengambil beberapa brosur di bandara, yang di antaranya memuat peta, destinasi wisata, dan kuliner, serta agenda/event wisata Penang dalam setahun (2019). (Brosur tersebut bisa didapatkan juga di hotel, toko, restoran, dll).