Afrizal tentu tak terima, "Ini fitnah!" ucapnya, tapi tak ada yang menanggapi, kawan-kawan cleaning servicenya pun hanya menunduk.
Sang anak segera di bawa pergi, Afrizal mengingat pada pagi hari itu ketika dia sedang mengelap kaca. Seorang anak yang berjalan dengan rintihan rasa sakit. Ingatannya kembali, dan ingatan tersebut adalah ingatan yang percuma.
Dia hanya bisa merintih seketika polisi menaklukan badannya yang melawan, "Ini fitnah, Astagfirullah, demi Allah, ini fitnah..."
***
Pukulan mengenai bibir kemudian pelipis Afrizal, pecah, darah mengocor deras.
Pukulan mengenai perut Afrizal, muntah seluruh isi sarapannya.
Pukulan mengenai mata Afrizal, bonyok dibuatnya.
"Ngaku lu Anjing!"
Kasus para pemerkosa sulit untuk dibuktikan, terutama dari kasus ini. Pertama, tidak ada saksi kecuali korban. Kedua, tidak ada sperma yang ditinggalkan korban. Ketiga, hasil visum saja tidak cukup. Korban bisa saja berbohong, tapi polisi cukup tahu, anak kecil tidak mungkin berbohong.
Polisi yang berada di ruang intograsi ini semuanya memiliki anak, bagi mereka tiada ampun bagi para penyodomi anak.
Ditenggelamkan Afrizal.