Noya terdiam. Memandangi Akil yang sudah lebih dulu menghentikan tangisannya.
"Akil, kenapa kamu bisa tersesat?" tanya Ibu Noya setelah kedua anak tersebut menghentikan tangisannya.
Akil pun menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Lalu air mata menetes kembali. Dengan sigap dan penuh kasih sayang, Ibu Noya menyeka air mata Akil.
"Akil, ayo masuk ke rumah Noya. Kamu makan dulu ya! Pasti kamu belum makan. Iya kan?" ajak Ibu Noya sambil menggandeng Akil dan Noya menuju rumah.
"Ibu, masih banyak wortel di rumah kan?" tanya Noya dengan suara yang lembut dan manja.
"Masih banyak, Noya. Kalian makan sama-sama ya," jawab Ibu Noya supaya Noya dan Akil makan dengan semangat.
Lalu Ibu Noya menghidangkan banyak wortel dan lobak kepada Akil dan Noya. Tidak lupa juga minuman pun turut dihidangkan.
"Akil, makan yang banyak ya. Berdoa dulu sebelum makan," kata Ibu Noya.
"Baiklah, Bibi. Noya ayo kita berdoa bersama-sama."
"Ya Tuhanku berilah kami makanan dan minuman yang membuat badan kami sehat. Aamiin," Akil dan Noya pun berdoa bersama.
Ibu Noya sangat senang melihat Noya dan Akil makan dengan lahap dan sopan. Dan mereka pun makan dengan tanpa suara. Sungguh, hal tersebut membuat bangga.