Mohon tunggu...
Lilis Edah Jubaedah
Lilis Edah Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Cilegon

Saya Lilis Edah Jubaedah, Lahir di Purwakarta, 26 Agustus 1965. Pekerjaan saya Guru di SMPN 1 Cilegon. Hobby saya menulis, walapun belum mahir. Konten yang saya sering tulis apa saja yang berhubungan dengan rasa kekhawatiran diri terhadap lingkungan sekitar. Jenis tulisannya ada puisi, cerpen, opini, esai, atau apa saja yg menurut saya cocok dengan kontennya. Tapi hanya sekadar menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pupuk Bersubsidi

20 Februari 2023   06:30 Diperbarui: 20 Februari 2023   06:37 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lama kelamaan, jadinya kebiasaan. Kalau ada yang bayar, walaupun ada bendahara, bapak tetap mencatat, walaupun uangnya setor ke bendahara." Pak Ita menghisap rokoknya.

"Terus?" Bu Watu geregetan.

"Nah, kemarin itu bapak diperiksa sebagai saksi karena bapak ketua KUD. Jadi selama delapan jam itu ditanya-tanya masalah pupuk yang dikirim pusat ke KUD Linggasari, lengkap dengan kwitansi dan pembukuan yang bapak punya. Itu pun dari bendahara. Kalau kuitansi kan bapak foto copy dari yang aslinya. Sebenarnya hanya karena khawatir ada sesuatu, bapak punya backupannya," katanya lagi sambil tarik nafas dan mengisap rokoknya.

Terus?" Bu Wati pengen segera sampai di bagian akhirnya.

"Nah, karena catetan di bapak lengkap, jumlah orang yang mengambil dan membayar akur. Karena catatan bendahara dengan catatan bapak sama. Bedanya hanya ditulisannya saja. kan yang dibendahara tulisan tangan Bu Dedeh, sedangkan yang bapak pegang, ya memang catatan bapak. Jadi tulisan bapak. Lengkap tanda tangan setoran ke bendahara yang bapak terima dari langganan yang bayar, ada tanda tangan Bu Dedehnya kalau uangnya sudah diterima dia. Jadi, mau dibolak-balik pertanyaannya juga bapak mah tetap kuat argumennya. Tidak ada yang bisa menyalahkan. Catetan lengkap, nama pelanggan sama akur, jumlah cicilan sesuai yang dibayarkan ke bendahara. Dan bendahara juga mencatatnya sama. Tidak ada yang beda. Artinya, tidak ada kesalahan sedikitpun di bapak. Malah bapak dapat pujian kalau sebagai ketua waspada pada kondisi KUD dengan menyiasatinya secara cerdas atas dasar kesadaran dalam menjaga harta yang dititipkan negara ke KUD yang bapak pimpin," Pak Ita tarik nafas dan menghisap rokonya lagi.

Terus?" Bu Wati tidak sabar.

"Ya. akhinrnya dijemputlah Bu Dedeh ke rumahnya. Dari jam Sembilan malam sampai selesai giliran dia. Yang akhirnya terungkaplah kalau uang tersebut terpakai oleh bendahara sendiri tanpa sepengetahuan ketua. Itu pun awalnya berbelit-belit. Tapi karena datanya lengkap dan kesaksian bapak juga cukup lengkap, maka akhirnya Bu Dedeh dinyatakan tersangka. Bapak gak bisa bilang apa-apa. Kaget, kaget banget. Kok bisa Bu Dedeh melakukan hal itu. Padahal dia bukan keluarga kekurangan. Bapak gemeter dengernya. Bapak tidak bisa membayangkan bagaimana ayahnya kalau tahu bahwa anaknya jadi tersangka dan dibui dua tahun lamanya," jelas Pak Ita penuh iba.

Dia akhirnya minta maaf sama bapak. Setelah itu dia dibawa ke Bandung, dimasukan ke dalam penjara. Dan bapak diantarkan pulang ke rumah. Rombongan yang membawa Bu Dedeh langsung menuju Bandung." Pak Ita tarik nafas dan menghabiskan rokonya.

"Ya Allah, jadi Bu Dedeh pelakunya?" seraya bersyukur karena yakin suaminya terbukti tidak bersalah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun