Setelah bu Indah tertidur, dan terlihat cukup lelap, Andri dengan posisi duduk bersila mulai memejamkan matanya lagi dan mencoba bermeditasi.
Saat meditasi berlangsung, dengan penuh kesadarannya Andri melihat dimensi lain dan di kelilingi oleh banyaknya tuyul tuyul yang berkeliaran dan mencoba untuk mendekat. Di sini Andri baru tahu wujud asli tuyul, ternyata tuyul itu berbadan kecil dan pendek, tingginya tidak lebih tinggi dari lutut orang dewasa, wajahnya kelihatan pucat dan terlihat tua tua tidak seperti wajah anak kecil, mereka bertelanjang dada dan hanya di tutupi kain putih yang dililitkan ke selangkangan menutupi alat kemaluan mereka seperti memakai popok. Saat Andri melihat mereka ada sesosok tuyul yang sangat berbeda, tuyul tersebut berwarna merah dan terlihat beringas dan nakal. Tuyul merah tersebut tiba-tiba langsung lari dan mendekati Andri seolah-olah mau menyerang, dengan refleknya Andri langsung memegang kepala tuyul tersebut serta berucap "kalo kamu mau mengganggu proses yang saya lakukan akan saya bakar kamu," dikarenakan tuyul tersebut terus memberontak. Andri mulai kewalahan dan merasa capek memegangnya, kemudian tuyul tersebut langsung dilemparkan ke arah laut, dan menghilang.
Di sini Andri mulai menghembuskan nafasnya dan merasa lega, selang beberapa saat setelah merasa lega tib- tiba perasaan Andri mulai tidak enak, badan mulai merinding di sekujur tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kuku, hawa yang tadinya sejuk langsung berubah drastis menjadi dingin banget sampai menusuk tulang. Tanpa sadar Andri melihat ke depan ada sesosok mahluk hitam tinggi besar dipenuhi dengan rambut di sekujur tubuhnya, Andri terlihat hanya sebesar ujung kuku jarinya saja.
Ketakutan mulai menyelimuti Andri, karena rasa takutnya sampai menggigil Andri mencoba menutup matanya dan menahan rasa takutnya itu.
Setelah mulai tenang tiba-tiba terdengar suara dalam hati Andri, suara dengan bahasa yang belum pernah dia pahami seperti bahasa jawa kuno atau bahasa sansekerta.
Tapi entah mengapa bisa dimengerti dan timbul sebuah percakapan antara Andri dan sosok hitam tinggi besar itu.
Sosok tinggi besar : siapa kamu?
Andri : saya Andri
Sosok tinggi besar : ada perlu apa km di sini? Saya Raja di sini.
Andri : maaf kalo saya menganggu, saya hanya sebatas perantara saja.
Sosok tinggi besar : perantara apa kamu? Dengan enaknya kamu menganggu ketenangan di sini, menyakiti salah satu bawahan saya, kamu mau menantang saya?