Mohon tunggu...
Lilik Andri Susanto
Lilik Andri Susanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pecinta hewan dan kesunyian

Selanjutnya

Tutup

Horor

Pengambilan Tuyul

6 Juli 2024   01:40 Diperbarui: 6 Juli 2024   02:37 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

  Ada dua orang sahabat bernama Andri dan Tomi, mereka suka bertemu di sebuah warung kopi langganannya untuk ngobrol bareng. Kedua sahabat ini suka dan penasaran akan hal hal diluar logika mereka, terutama hal hal yang berbau mistis.

  Andri juga mempunyai kenalan yg mempunyai bakat spiritual dan jadi salah satu juru kunci pantai selatan. Seringkali sang juru kunci yang bernama Nugi kedatangan tamu-tamu dari luar daerah untuk melakukan berbagai ritual di Pantai Selatan. Ada yang melakukan ritual untuk pembersihan diri atau penyucian diri, ada yang datang untuk ritual menaikan jabatannya di suatu perusahaan, ada yang ritual untuk pesugihan, ada yang ritual untuk kewibawaan, ada yang ritual untuk menyembuhkan diri, dan berbagai ritual ritual mistis lainnya.

  Andri sering mengunjungi Nugi ke kediamannya untuk sekedar ngobrol, belajar, menemani proses ritual saat ada seseorang yang ingin melakukan ritual. Biasanya setiap ada tamu yang datang Nugi sering menghubungi si Andri untuk menemaninya melakukan proses ritual apabila Andri sedang senggang dan punya waktu Andri pasti menyanggupi untuk datang dan menemaninya.

  Karena seringnya Andri menemani Nugi untuk ritual banyak cerita cerita yang sering dibawakannya ke Tomi. Dari banyaknya cerita yang dibawakan, Tomi mulai tertarik dan penasaran, timbullah niat Tomi untuk ikut menyaksikan berbagai macam ritual ritual yang dilakukan.

  Singkat cerita, di suatu sore menjelang malam Andri dan Tomi bertemu di warung kopi langganannya. Mereka berdua pesan kopi hitam, sambil menikmati rokok dan kopi yang masih hangat di temani dengan gorengan dan menikmati suasana dinginnya angin yang berhembus menyambut datangnya malam hari. Mereka berdua saling bercanda tertawa bersama-sama. Ditengah obrolan mereka yang sedang asiknya, tiba-tiba Andri dapat telfon dari Nugi untuk datang membantunya, karena banyak tamu yang datang ke tempatnya. Nugi merasa kewalahan.

  Karena telfon tersebut Andri langsung menghabiskan kopinya, membayar pesanannya, dan mengajak Tomi untuk menemaninya ke tempat Nugi. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih satu jam.

  Sesampainya di rumah sang juru kunci, Andri dan Tomi keheranan karena banyaknya tamu yang datang, beberapa mobil diparkirkan di dekat rumah Nugi.

Andri memarkirkan motor, dan mengajak Tomi untuk masuk kedalam menemui Nugi, sebelum masuk tidak lupa Andri dan Tomi menyalami satu persatu tamu yang sedang menunggu di sana. 

Ada yang mempunyai jabatan di suatu daerah, ada yang mempunyai bisnis besar, ada juga orang biasa yang ndak punya apa apa dengan penuh harapan supaya jadi kaya.

Setelah kedua sahabat tersebut masuk dan menemui Nugi, ikutlah mereka duduk ditengah-tengah sang juru kunci dan para tamu. Sambil mendengarkan obrolan yang terjadi Nugi menyuruh Andri untuk menangani ibu Indah salah satu tamu yang kurang mampu dan penuh harapan, tanpa modal apapun yang di bawa si ibu Indah ini orangnya suka memaksa pengen cepat cepat dilakukan ritual, tanpa menghiraukan tamu lainnya.

 Karena keegoisan ibu Indah ini Nugi tidak mau menanggapinya dan melemparkannya ke Andri, sebab si Ibu punya niat untuk tidak membayar jasa yang diterimanya, dengan alasan setelah ritual selesai dan mendapatkan apa yang di inginkannya si ibu langsung mentransfer nominal uang sesuai kesepakatan.

  Niat si Ibu indah datang ke rumah Nugi adalah untuk mengambil Tuyul. Di sini Andri merasa kebingungan karena dia belum pernah melakukan ritual dan diajari untuk ritual, selama ini hanya sebatas melihat dan menemani saja, tanpa tau doa doa apa yang digunakan, proses yang dilakukan harus dimulai dari mana. Tapi karena paksaan yang diberikan oleh Nugi dan rasa takut Andri terhadap Nugi mau tidak mau dia harus mematuhinya.

Andri hanya diberi arahan oleh, Nugi : "sana ajak bu Indah ke Kali Mati, tempat pengambilan Tuyul, bawa dupa dan senter ini".

Andri : Tapi kang, saya belum pernah melakukan ritual, bagaimana caranya?

Nugi : Sebisamu saja.

Dengan penuh kebingungan dan pertanyaan pertanyaan yang muncul di otak Andri, dia langsung mengajak Tomi untuk menemaninya, dan mengajak bu Indah ke tempat yang diarahkan oleh Nugi.

Andri : Ayo Tom, temani saya.

Tomi : kemana?

Andri : Mencoba ritual Tom, katanya penasaran, hehehe.

Tomi : Oke.

Andri : Ibu Indah, ayo ikut saya ke tempat ritual untuk pengambilan bu.

Ibu Indah : Iya mas, saya ikut dari belakang.

Di sini ibu Indah ditemani oleh sang suami. Berjalanlah mereka berempat ke tempat ritual yang jaraknya kurang lebih 200an meter dari rumah Nugi. Sambil berjalan di atas pasir menikmati deburan ombak dan angin yang berhembus kencang, Andri terus berfikir bagaimana caranya nanti.

Setelah dekat dengan tempat yang di tuju. Di Sana mereka bertempat kaget, dengan apa yang mereka lihat, banyaknya orang orang yang ritual di sana. Karena heran dengan apa yang dilihat. Andri mengajak Tomi, bu Indah dan suaminya untuk istirahat sebentar, duduk duduk di pinggir pantai.

Pada saat duduk, Andri dengan penuh kebingungan terus melihat lihat orang yang sedang ritual, melihat proses yang dilakukan oleh para juru kunci yang ada di sana. Tiba-tiba datanglah salah satu juru kunci mendatangi Andri. Seorang kakek tua berpostur tubuh kurus kering, berjenggot putih dengan pakaian hitam membawa sabut kelapa.

Kakek : lagi apa le?

Andri : duduk kek, ini nganterin orang ritual.

Kakek : Lah, kamu yang jadi perantara?

Andri : iya kek.

Kakek : kamu bawa sesaji apa saja? Kok tak lihat ndak bawa apa apa.

Andri : sesaji apa kek?

Kakek : Namanya ritual ya harus bawa sesaji to le, paling ndak kemenyan, bunga yang diisyaratkan, sabut kelapa untuk membuat api, minyak, segala sesaji yang dibutuhkan le.

Andri : saya ndak paham kek, saya cuma bawa dupa saja ini kek.

Kakek : ngawur koe le, ya sudah ni bawa sabut kelapa saja untuk membuat api.

Andri : ya terima kasih kek.

Kakek : ya sudah, saya tak pamit dulu, tak menyelesaikan proses saya, itu sudah mau selesai.

Andri : iya kek, silahkan diteruskan kek.

Tidak lama kemudian setelah kakek pamit dan pergi untuk meneruskan ritualnya, Andri dengan penuh keyakinan dan percaya diri membuang segala keraguan yang ada di pikirannya dan memantapkan hati serta tidak mempedulikan apapun lagi, entah sesaji kurang lah, entah prosesnya nanti berhasil atau tidaknya lah, yang penting niat madep mantep. Setelah keyakinannya terkumpul Andri langsung memanggil Tomi, ibu Indah dan suaminya untuk menuju tempat yang sepi dan melakukan proses ritual. Disini Andri hanya mengikuti kata hatinya.

Pas sampai di tempat yang sepi Andri langsung mengajak berhenti, dan menyuruh Tomi dan suami bu Indah untuk menunggu ditempat berhenti mereka, kemudian Andri mengajak bu Indah berjalan kurang lebih 50 meter dari posisi Tomi dan suami bu Indah.

Setelah sampai Andri langsung mengajak bu Indah untuk duduk.

Andri : maaf bu kita ritual di sini ya bu.

Bu Indah : iya mas

Andri : ibu tolong duduk 2 meter di depan saya bu, saya mau memulai ritualnya.

Setelah bu Indah duduk, Andri langsung menyalakan banyak dupa dan ditancapkan di depan posisi duduk silanya. Mulailah Andri membaca berbagai mantra yang diketahuinya. Setelah selesai membaca mantra mantra Andri langsung menyuruh ibu Indah untuk tidur, tidak butuh waktu lama bu Indah langsung tertidur karena terkena energi sirep yang ada di sekitar.

Setelah bu Indah tertidur, dan terlihat cukup lelap, Andri dengan posisi duduk bersila mulai memejamkan matanya lagi dan mencoba bermeditasi.

Saat meditasi berlangsung, dengan penuh kesadarannya Andri melihat dimensi lain dan di kelilingi oleh banyaknya tuyul tuyul yang berkeliaran dan mencoba untuk mendekat. Di sini Andri baru tahu wujud asli tuyul, ternyata tuyul itu berbadan kecil dan pendek, tingginya tidak lebih tinggi dari lutut orang dewasa, wajahnya kelihatan pucat dan terlihat tua tua tidak seperti wajah anak kecil, mereka bertelanjang dada dan hanya di tutupi kain putih yang dililitkan ke selangkangan menutupi alat kemaluan mereka seperti memakai popok. Saat Andri melihat mereka ada sesosok tuyul yang sangat berbeda, tuyul tersebut berwarna merah dan terlihat beringas dan nakal. Tuyul merah tersebut tiba-tiba langsung lari dan mendekati Andri seolah-olah mau menyerang, dengan refleknya Andri langsung memegang kepala tuyul tersebut serta berucap "kalo kamu mau mengganggu proses yang saya lakukan akan saya bakar kamu," dikarenakan tuyul tersebut terus memberontak. Andri mulai kewalahan dan merasa capek memegangnya, kemudian tuyul tersebut langsung dilemparkan ke arah laut, dan menghilang.

Di sini Andri mulai menghembuskan nafasnya dan merasa lega, selang beberapa saat setelah merasa lega tib- tiba perasaan Andri mulai tidak enak, badan mulai merinding di sekujur tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kuku, hawa yang tadinya sejuk langsung berubah drastis menjadi dingin banget sampai menusuk tulang. Tanpa sadar Andri melihat ke depan ada sesosok mahluk hitam tinggi besar dipenuhi dengan rambut di sekujur tubuhnya, Andri terlihat hanya sebesar ujung kuku jarinya saja.

Ketakutan mulai menyelimuti Andri, karena rasa takutnya sampai menggigil Andri mencoba menutup matanya dan menahan rasa takutnya itu.

Setelah mulai tenang tiba-tiba terdengar suara dalam hati Andri, suara dengan bahasa yang belum pernah dia pahami seperti bahasa jawa kuno atau bahasa sansekerta.

Tapi entah mengapa bisa dimengerti dan timbul sebuah percakapan antara Andri dan sosok hitam tinggi besar itu.

Sosok tinggi besar : siapa kamu?

Andri : saya Andri

Sosok tinggi besar : ada perlu apa km di sini? Saya Raja di sini.

Andri : maaf kalo saya menganggu, saya hanya sebatas perantara saja.

Sosok tinggi besar : perantara apa kamu? Dengan enaknya kamu menganggu ketenangan di sini, menyakiti salah satu bawahan saya, kamu mau menantang saya?

Andri : tidak mbah, saya tadi sebenarnya tidak mau menyakiti, cuma saya mau diserang oleh salah satu bawahan mbah, makannya saya lemparkan dia ke laut.

Sosok tinggi besar : perlu apa kamu?

Andri : niat saya datang ke sini hanya sebatas mengantarkan keperluan ibu Indah yang ada di depan saya ini untuk mengambil salah satu anak di sini mbah

Sosok tinggi besar : syarat syarat yang harus dipenuhi sudah dipenuhi belum?

Andri : waduh mbah, maaf syarat apa ya?

Sosok tinggi besar : kamar kosong satu, dan tidak boleh ada orang lain yang masuk ke kamar tersebut kecuali sang pengasuh anak

Sosok tinggi besar : sebuah wadah dari gerabah, dimasuki beras kuning, uang dengan pecahan 50 ribu, 100 ribu masing masing minimal 5 lembar.

Sosok tinggi besar : ingkung ayam cemani diletakkan di sebuah wadah dan dikelilingi dengan sesaji lain dilengkapi dengan bunga di bawa ke sini.

Andri : waduh kalo itu semua saya kurang tahu mbah, disini saya cuma sebatas jadi perantara mbah.

Tiba-tiba sosok tinggi besar itu menghilang, perasaan Andri pun mulai pulih dan menjadi biasa walaupun masih ada sedikit rasa ketakutan, Andri langsung buru-buru meninggalkan ibu Indah yang masih tertidur dan menuju ke posisi Tomi berada.

Tomi : ada apa Ndri?

Andri : ndak papa Tom, saya hanya ketakutan.

Suami bu Indah : ritualnya sudah selesai mas?

Andri : belum pak, tunggu sebentar lagi sampai istri bapak bangun pak.

Suami bu Indah : oh begitu mas, oke saya tunggu. Anda ndak kesana lagi mas?

Andri : nggak pak, nanti nunggu bu Indah memberi tanda atau memanggil kita langsung ke sana pak.

Setelah menunggu 2 jam lamanya tiba tiba bu Indah memanggil, "mas Andri, mas Andri". Kemudian Andri, Tomi dan suami bu Indah langsung mendatangi bu Indah.

Andri : sudah bu?

Bu indah : sudah mas, saya tadi ngimpi bertemu kakek tua terus diberilah saya dua anak disuruh memilih satu.

Andri : terus bu? Ibu sudah memilih?

Bu Indah : sudah mas, setelah saya milih salah satu, tiba-tiba saya langsung diantar ke rumah saya dan anak tersebut di taruh di kamar saya mas.

Andri : ya sudah bu, sekarang kita kembali ke rumah kang Nugi bu.

Setelah itu mereka berempat berjalan menuju rumah Nugi. Setelah kurang lebih setengah jam berjalan sampai lah ke rumah Nugi.

Mereka berempat langsung duduk dan beristirahat sambil menunggu Nugi menyelesaikan obrolan dengan tamu lainnya. Selang beberapa saat setelah rasa capek hilang Nugi menyapa Andri.

Nugi : bagaimana bro tadi?

Andri : ya begitulah kang, merinding saya, bingung, dan takut.

Nugi : tapi sudah ketemu kan?

Andri : ketemu kang, ketemu dengan mahluk aneh saya. Masih takut ini saya.

Nugi : sudah sudah tenangkan dirimu, yang penting tadi ritual yang kamu lakukan sudah berhasil, ibu Indah sudah bawa anak tadi.

Andri : tau dari mana kang?

Nugi : tadi saya mengamati prosesmu daei sini sambil nanganin tamu tamu.

Andri : nerawang kang?

Nugi : ya betul, ya sudah istirahat dulu saja.

Bu Indah : mbah, mohon maaf saya mau tanya?

Nugi : ada apa bu?

Bu Indah : bagaimana keperluan saya ini? Apakah sudah selesai?

Nugi : tenang bu, sudah selesai semua. Ibu sudah bawa anak tadi, nanti sesampainya di rumah, jangan lupa bu siapkan syarat syarat yang harus dipenuhi. Sisakan satu kamar kosong juga di rumah ibu dan tidak boleh ada yang masuk selain ibu. Besok harus selesai semua bu.

Bu Indah : maksudnya kamar kosong? Kamar yang tadi di dalam mimpi saya untuk menaruh anak yang saya pilih?

Nugi : iya betul bu.

Bu Indah : oke kalo begitu saya tak langsung pamit pulang saja mbah, biar bisa menyiapkan syarat syarat yang diperlukan.

Setelah itu bu Indah dan suaminya langsung pamit pulang dengan penuh kegembiraan, pulang menuju rumahnya yang berada jauh di pelosok utara.

Andri dan Tomi pun ijin pulang dari rumah Nugi untuk beristirahat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun