Rasa sakit itu seperti mencintaiku. Dia terus bertahan di dalam tubuhku. Menyiksaku tak henti-henti.
Suara penyelamat datang. Bunyi bel menandakan sesi meditasi kelompok telah berakhir.
***
Hari keempat badanku lebih segar, rasa sakit agak berkurang. Goenka mulai menjelaskan Vipassana, melihat segala hal sebagaimana adanya.
Whenever negativity arises in the mind, just observe it, face it. Soon as you start to observe a mental impurity, it begins to lose its strength and slowly withers away.
Mungkin, inilah penjelasan tentang berkurangnya rasa sakit di seluruh tubuhku. Rasa sakit itu tetap ada, hanya saja aku sudah terbiasa dengan dia. Aku mulai bisa menerima rasa sakit sebagaimana adanya.
If we are facing reality as it is, or in the other word we persist, they eventually disappear altogether and we begin to live a peaceful and happy life, a life free of negativity.
Akhirnya, rasa sakit itu raib dengan ajaib, dan rianglah hatiku. Hari kelima hingga terakhir, meditasi menjadi lebih mudah. Bahkan aku mulai bisa memperhatikan sekelilingku lebih detail.
Manfaat dari meditasi ini mulai terasa. Sekalipun aku belum paham sepenuhnya, tapi memang ada yang berubah di dalam tubuhku, entah dimana dan entah apa.
Selaksa mobil yang diberi mesin baru, tubuhku terasa lebih bugar dan segar. Dan menurut Goenka, satu alasan tubuh menjadi sehat adalah nutrisi.
Dan memang, selama 10 hari aku hanya dijamu makanan vegetarian: sayur, buah, dan protein nabati.