Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tenang dan Percaya Diri, Itulah Kekuatanmu!

2 April 2022   14:15 Diperbarui: 2 April 2022   14:28 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Whenever any impurity arises in the mind,
physically two things start happening
simultaneously. One is that the breath loses its normal rhythm. The other is every impurity will generate some sensations within the body.

Setelah 15 menit berlalu, aku hilang konsentrasi. Kedua kaki yang terlekuk mulai sakit, begitupun pinggang, punggung, bahkan pundakku.

Aku mengerahkan segenap tenaga untuk bertahan dalam posisi sila. Ya ampun, sulitnya. Seluruh badanku sakit, benar-benar sakit.

When breath loses its normality, that is a warning sign that something has gone wrong. So we can start observing the respiration.

Sakit, hanya sakit yang aku rasakan. Bagaimana mengamati nafas? Apakah aku bernafas saja tidak pernah kuperhatikan.

Similarly, sensations arise and tell us that something has gone wrong. So we can start observing the sensations.

Nah, apa yang salah? Rasa sakit di seluruh tubuh ini menandakan apa?

Sekelebat bayangan ayahku memukuli ibuku hadir. Tiba-tiba telapak kaki kiri begitu sakit. Teramat sakit.

Lalu sekilas bayangan pergulatanku dengan cewe muka badak melintas. Tiba-tiba betis kaki kananku sakit sekali, hingga aku menangis.

Thoughts or emotions that arise manifest themselves in the breath and the sensations of that moment. As soon as we start observing respiration and sensations, we will find that the negativity
passes away.

Bajuku basah kuyup, keringatku mengalir deras menahan sakit. Badanku gemetar, lidah kugigit untuk menahan sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun